Kamis, 21 Februari 2013

" KESOMBONGAN "


Isu-isu kesombongan cukup mendominasi komunitas manusia, hampir setiap orang memiliki potensi untuk masuk ke dalam perangkap kesombongan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mau direndahkan martabatnya, semua orang memiliki kecenderungan untuk dihargai, dihormati dan diakui kepribadiannya.
Diakui karyanya, diakui kemampuanya, diakui keahliannya, diakui prestasinya, sehingga karena hal inilah seringkali muncul iri hati dan saling mendengki. Sebab satu sama lain disadari atau tidak sering terlibat persaingan untuk terus berkompetisi guna mengejar prestasi dan keuntungan, bahkan untuk mencapainya kadang segala cara dipakai – yang penting dirinya diuntungkan.

Persaingan demi persaingan mulai bergulir, sampai-sampai melupakan waktu bersekutu dan bersama dengan Allah. Jam-jam doa mulai berkurang, saat teduh tidak pernah dikerjakan, baca Alkitab hanya sekali seminggu, doa keluarga mulai padam, penyembah mulai sepi, kidung-kidung pujian hanya menjadi penghias ruangan semata, tidak ada waktu yang tersisa, tidak ada kesempatan sama sekali, semua waktu sudah habis hanya untuk mengejar prestasi dan mengejar uang.

Inilah kebodohan manusia, ia mulai menjadi sombong, ia mulai bergeser dengan menuhankan diri dan pekerjaannya untuk kemudian mulai meninggalkan Tuhannya. Orang yang seperti ini tidak tahu, bahwa ada masa di mana kesombongan itu akan dihancurkan Tuhan dengan tangan-Nya yang perkasa. Wahyu 6:11-15 mengungkapkan bagaimana Tuhan menjungkirbalikkan kesombongan manusia. Ketika meterai yang keenam dibuka terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.

Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. "Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!" – Mazmur 22:27

"Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." Mazmur 149:4

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Selasa, 19 Februari 2013

Kenali Tuhanmu


Dalam Yohanes 9 diceritakan tentang orang buta yang disembuhkan oleh Yesus. Orang-orang yang mengetahui kejadian ini bertanya kepada dia, bagaimana ia bisa melihat lagi. Dan ini adalah pertanyaan yang salah.
Seringkali kita melihat ke belakang apa yang sudah terjadi dan berusaha melihat salah siapa sampai kita seperti ini. Tetapi itu semua adalah supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita.

Dalam kisah ini si orang buta ditanya empat kali, dan semua pertanyaan yang diajukan salah. Jika kita bertanya, pertanyaan yang kita ajukan haruslah benar. Karena jika pertanyaannya salah maka jawaban yang diberikan tidak memiliki arti lagi. Semua pertanyaan yang diajukan adalah bertanya “BAGAIMANA”. Orang yang mencari “BAGAIMANA” tidak akan pernah mendapat jawaban yang benar. Pertanyaan yang benar adalah “SIAPA”.

Yesus menyembuhkan orang dengan berbagai macam cara, karena itu “BAGAIMANA” bukanlah pertanyaan yang benar. Yesus mau menunjukkan agar kita tidak perpegang pada cara tetapi berpegang pada siapa yang menyembuhkan. Ketika kita berpegang kepada “BAGAIMANA” untuk mendapat jawaban, akan kehilangan kebenaran.

Tanyakannlah pertanyaan yang benar. Siapakah Yesus..?? Siapakah Yesus yang aku kenal dalam hidupku. Ini adalah pertanyaan yang terpenting, karena ini adalah fondasi dari kehidupan kita. Yang paling beruntung dalam hidup adalah ketika kita mengenal Yesus adalah Mesias Anak Allah yang hidup.

“BAGAIMANA” yang kita lakukan barulah berarti kalau kita sudah mengenal Tuhan (SIAPA). Berhentilah mencari “BAGAIMANA”, mulailah mencari “SIAPA”.

Dalam Lukas 19 diceritakan tentang Zakheus yang mencari “SIAPA” dan ia mendapatkan. Apakah kita merasa berat menjadi orang Kristen? Jika jawabannya adalah “Ya”, itu mungkin karena kita bertanya “BAGAIMANA”. Kalau kita mulai mencari “SIAPA”, maka semua akan menjadi ringan.

Pertanyaannya bukan “BAGAIMANA” caranya berubah, tetapi “SIAPA” yang dapat mengubah hidup kita. Alihkan pandangan kita dari “BAGAIMANA” kita bisa melakukan, menjadi “SIAPA” yang menolong kita.

Tuhan Yesus aku ingin mengenal engkau lebih lagi melalui doa-doaku. Amin..

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Satu Jam Membawa Perubahan


“Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” Matius 26:40

Kisah dari ayat di atas telah kita ketahui dimana Tuhan Yesus mengajak ketiga muridNya ke Taman Getsemani untuk berdoa. Yesus tahu bahwa Dia akan mengalami penderitaan yang begitu berat di atas kayu salib. Oleh karena itu Dia pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa kepada Bapa di sorga. Tetapi ketika Yesus sedang berdoa, ternyata ketiga orang muridNya tertidur. Mereka tidak sanggup bertahan untuk dapat berjaga menyertai Yesus yang sedang berdoa.
Keadaan ini banyak dialami oleh umat Tuhan, dimana ketika mereka kurang disiplin dalam menjalankan kehidupan doa, sehingga banyak umat Tuhan mengalami kekalahan dalam menghadapi berbagai masalah.

Kehidupan doa sangatlah penting bagi kehidupan kita. Ada kuasa yang bekerja melalui doa. Melalui doa, ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.

Apa yang kita dapatkan jika kita berdisiplin dalam berdoa?

1. Menjadi Kuat

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Mat 26:41

Tuhan Yesus mengingatkan muridNya bahwa manusia mempunyai kelemahan dalam hal kedagingan. Oleh karena itu Dia menyarankan murid-muridNya untuk berjaga-jaga di dalam doa, agar memperoleh kekuatan dalam menghadapi segala kelemahan.

Di tengah kemajuan teknologi pada saat ini dan banyak kenikmatan yang tersedia, umat Tuhan harus senantiasa berdoa di dalam Tuhan agar dapat kuat dalam menghadapi berbagai cobaan atau godaan yang datang. Keinginan daging akan begitu kuat menguasai hidup kita jika kita tidak membangun kehidupan doa yang kuat. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan untuk menolak segala keinginan daging yang ingin menguasai hidup kita. Melalui doa kita akan mendapat kemampuan untuk menjalani hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan.

.

2. Kemampuan Menjalani Kehendak Bapa

“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Mat 26:39

Yesus tahu bahwa penderitaan yang akan dijalani bukanlah penderitaan biasa. Menjalani penyaliban merupakan tugas yang paling berat di atas muka bumi ini. Sebagai manusia, Dia menyadari bahwa Dia sendiri tak kuasa untuk menjalani penderitaan ini. Bahkan Dia meminta kepada Bapa di sorga untuk melalukan semuanya itu jika mungkin. Tetapi Yesus tahu bahwa Bapa di sorga menghendaki agar Dia menjalani semuanya itu. Melalui doa Yesus mendapat kekuatan untuk menjalaninya dengan sempurna.

Ketika kita menghadapi suatu pergumulan yang sangat berat sekalipun, satu hal yang harus kita lakukan adalah datang padaNya dan sujud berdoa di bawah kakiNya. Tuhan akan memberikan kekuatan yang luar biasa, kekuatan supranatural (yang tidak kelihatan secara kasat mata), sehingga kita akan sanggup melalui/menjalani semua pergumulan yang ada. Bahkan kita akan menjalaninya sampai kita meraih kemenangan sebagaimana Yesus sendiri ditinggikan atas segalanya di muka bumi ini.

Melalui doa kita akan sanggup melakukan segala kehendak Bapa dalam hidup kita. Segala rencanaNya akan digenapi dalam hidup kita jika kita datang sujud berdoa kepadaNya.

.

.

Biarlah kita mulai mendisiplinkan diri kita untuk datang kepadaNya, sujud berdoa kepadaNya hari demi hari, agar kita memperoleh kekuatan dan kemampuan untuk melakukan kehendakNya. Kemenangan, kemuliaan dan kehormatan telah disediakan bagi setiap umatNya yang mau datang merendah di bawah kakiNya. Haleluya!

.

“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. ” 1 Pet 4:7

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Melukai Hati YESUS


Suatu hari, seorang dosen Teologia memasuki sebuah kelas,

meletakkan sebuah papan Target besar berbentuk lingkaran & tak jauh dari sana diletakkan sebuah meja dgn banyak anak panah diatasnya,

serta ada kertas & perlengkapan untuk menggambar.
Saat itu, ia berkata kpd mahasiswanya,

“masing-masing ambillah selembar kertas & alat gambar,

lalu gambarlah wajah seseorang yg Anda tidak suka,

orang yg selalu membuatmu marah.”
Ada yg menggambar wajah temannya,

Ada juga seorang mahasiswa menggambar wajah ayahnya,

Ada pula wajah rektor & dosen-dosen yg tidak mereka sukai.

Masing-masing mahasiswa sudah menyelesaikan gambarnya. Beberapa mahasiswa menunjukkan kebencian sekaligus rasa puas ketika melemparkan anak panah pd orang yg dibencinya.
Tak berapa lama,

sang dosen menyuruh mereka untuk kembali duduk karena waktunya sudah habis.
Sang dosen menurunkan gambar & juga papan Target dari tembok.

Kini yg tampak adalah gambar YESUS yg ternyata berada dibalik papan Target.
Keheningan memenuhi kelas ketika setiap mahasiswa memandang gambar Yesus tsb.

Gambar wajah & mataNYA penuh lubang, bahkan ada yg robek karena hujaman anak-anak panah tadi.
Sang dosen hanya berkata singkat,

“Apa yg kamu lakukan terhadap sesamamu,

kamu tlah melakukannya terhadap Yesus.”
Puluhan pasang mata mahasiswa menitikkan air mata.

Mereka kini menyadari bahwa dgn membenci sesamanya, mereka telah melukai hati Yesus.
Dalam Yohanes 14:15,

"Jikalau kamu mengasihi AKU,

kamu akan menuruti segala perintah-KU."
Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama,

karena mengasihi sesama merupakan perintah Tuhan.
Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Yesus,

tapi kita masih membenci sesama kita.
Jika saat ini kita menyimpan kebencian kepada seseorang,

ingatlah bahwa target kebencian kita adalah Yesus karna apa yg kita lakukan terhadap sesama,

kita tlah melakukannya terhadap Yesus !!


JESUS BLESSING

" DUIT "


Uang adalah primadona. Pamornya mengalahkan Madonna dan Maradona. Bagaimana kalau dibandingkan dengan Chritina Aquilera..?? Ah, itu juga nggak ada apa-apanya. Pokoknya ketertarikan manusia terhadap uang tiada tandingannya. Buktinya manusia rela saling membunuh hanya demi segepok uang kertas. Apakah uang memang benar-benar berkuasa..??
Saya akan membuktikan bahwa uang itu mempunyai kemampuan terbatas. Salomo yang kaya raya itu mengakui demikian:

Pertama, uang tidak dapat membebaskan manusia dari murka Allah. Salomo berkata demikian, “Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut” (Ams. 11:4). Siapa yang dapat melepaskan manusia dari kematian? Kalau “saatnya” tiba, tidak ada manusia yang dapat menolaknya. Manusia memang lebih pintar. Berbagai mujarab obat berhasil ditemukan. Tetapi sayang, semakin banyak obat ditemukan semakin banyak pula penyakit muncul. Menghadapi kematian saja manusia tidak mampu apalagi menghadapi hari penghakiman!

Kedua, uang itu memberikan kepuasan sementara dan singkat. Salomo berkata, “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali” (Ams. 23:4-5; baca juga Ams. 27:24). Anda mau kumpulkan uang sebanyak-banyaknya terus untuk apa? Bolehlah untuk jaminan bagi anak-anak Anda, atau kalau Anda mau berpelesir silakan saja. Tetapi ingat, setelah itu Anda harus menghadap Allah!

Ketiga, uang itu akan menjegal Anda cepat atau lambat. Salomo berkata, “Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetap orang benar akan tumbuh seperti daun muda” (Ams. 11:28). Sebaiknya Anda percaya kepada Allah sepenuhnya (Ams. 28:25).

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Senin, 18 Februari 2013

Tidak Mengingat Kesalahan


“Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibrani 8:12).

Pernahkah Anda sakit hati oleh orang tua, kakak, adik, saudara atau orang lain? Saya percaya semua pernah disakiti entah itu oleh keluarga sendiri ataupun orang lain. Tapi apakah Anda lalu mengampuninya, terus melupakannya? Sebagaian pasti menjawab, “Ya saya mengampuninya, tapi…….ehem, kalau melupakan sulit bagi saya!”
Memang benar untuk melupakan kesalahan orang pada kita tidaklah mudah begitu saja untuk dapat dilupakan, tapi sebagai anak-anak Tuhan, kita harus mampu untuk dapat melakukannya, yaitu mengampuni lalu melupakan! Firman Allah menuliskan, “Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Mrk. 11:26).
Jika Anda berkata, saya mengampuni tapi tidak dapat melupakan berarti sama saja Anda tidak mengampuni. Kita harus dapat atau sanggup untuk melakukannya, karena dosa-dosa kita pun diampuni, bukan hanya diampuni tapi Tuhan Yesus tidak mengingat lagi dosa-dosa kita lagi. Sungguh indah bukan, jika kita sama seperti Tuhan Yesus lakukan?
Jika Anda belum dapat melupakan kesalahan orang lain, lakukanlah hal ini:
1. Doakanlah, jika Anda ingat pada orang yang menyakiti Anda, doakan dan berkati.
2. Lupakan, memang tidak mudah, tapi dengan kekuatan Roh Kudus Anda mampu melakukannya, jika belum mampu lakukan lagi terus hingga Anda benar-benar dapat melakukannya.
3. Kasihi dan berbuat baik padanya, hal ini cukup sulit. Tetapi jika Anda ingin sama seperti Yesus, saya percaya ada suatu kekuatan yang besar sehingga Anda sanggup untuk mengasihi dan berbuat baik padanya.

Renungan:
Ingatlah bahwa dosa-dosa Anda telah diampuni secara total oleh Allah. Anda tidak perlu ragu dengan apa yang difirmankan-Nya, namun camkan bahwa pengampunan ini terjadi bila Anda juga mengampuni orang yang bersalah kepada Anda. Ingat doa “Bapa Kami”: …..dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami……!


IMMANUEL
JESUS BLESSING

Sabtu, 16 Februari 2013

"AMBISI PRIBADI"


Di sebuah musium, seorang pria berambut putih berdiri di hadapan gambar Tuhan Yesus sambil terpesona. Setelah memandanginya beberapa saat ia menggumam dengan wajah ceriah, “Terpujilah Dia. Aku mengasihi-Nya!”
    Seorang lainnya yang berdiri di sebelahnya mendengar ucapan pria itu berkata, “Saudara, aku juga mengasihi-Nya.” Lalu ia mendekap tangan pria itu. Pria ketiga juga berkata sambil menggandeng tangan pria itu, “Aku juga mengasihi-Nya.” Tak lama kemudian sekelompok kecil pria dari berbagai usia dan warna kulit sambil bergandengan tangan memuji Yesus.
    Kasih kepada Yesus akan mempersatukan umat Tuhan. Kalau Gereja tahu hal ini, tidak akan ada perpecahan, sebab masing-masing orang mengasihi Tuhan yang sama.
    Mengapa Gereja rawan dengan perpecahan? Sebab di dalam Gereja masih ada orang-orang yang membawa ambisinya sendiri-sendiri. Mereka kehilangan visi untuk mempermuliakan Yesus. Yang ada adalah visi untuk diri sendiri dan mereka mencoba “berkarir” dalam Gereja Tuhan untuk meraih kedudukan dan jabatan yang tinggi. Akhirnya gereja dipenuhi dengan manusia-manusia berdasi yang membawa ambisinya sendiri-sendiri. Antar saudara tidak lagi menyerukan, “Aku mengasihi Yesus!” Tetapi mereka menyerukan, “Aku mencari kedudukan!”
    Marilah kita kembali kepada visi semula: mempermuliakan Yesus! Kalau visi ini memenuhi semua gereja Tuhan, maka tidak akan ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Tidak ada kebanggaan organisasi atau denominasi. Tidak ada kebanggaan doktrin atau liturgi. Semua kebanggaan itu dihancurkan manakala hati yang dipenuhi dengan kasih Kristus menguasai hati orang percaya.
    Saya senang dengan pemazmur yang berkata, “…… Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” (Mzm. 133)!

Renungan:
    Kalau ada hati yang penuh kasih kepada Allah, semua keegoisan dan ambisi pribadi akan dihancurkan. Dan hasilnya, berkat Allah akan mengalir melimpah pada gereja-Nya dan dunia akan cepat dipenuhi dengan kemuliaan-Nya.

Persatuan mengundang berkat Allah.

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Jumat, 15 Februari 2013

"Memahami Kata PERCAYA."

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yohanes 7:38).

Kita menginginkan sesuatu dari Allah? Kesembuhan? Pemulihan? Pertolongan? Anugerah? Karunia-karunia Roh Kudus? Pahamilah terlebih dahulu kata “percaya”. Bila kita melakukannya, maka kita pasti mendapatkan semua yang Allah janjikan. Sebab itulah yang dikatakan oleh Yesus kepada kita.

Dalam Alkitab kata “percaya” dipakai kurang lebih sebanyak 343 kali, baik itu di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kata “percaya” dalam bahasa Yunani adalah pisteuo [kata kerja] artinya “diyakinkan tentang” kebenaran Allah yang disingkapkan, sedangkan kata bendanya adalah pistis artinya “keyakinan.”

Lalu siapa yang akan menyingkapkan kebenaran Allah di dalam diri kita? Roh Kudus! Ya, hanya Roh Kudus – yang tinggal di dalam diri [roh] kita – saja yang bisa menyingkapkannya. Sekali Firman Allah disingkapkan di dalam roh kita, maka kita akan memiliki iman atau keyakinan untuk mempercayai janji-janji Allah. Haleluya!!!

Sebenarnya tidak sulit untuk mempercayai Firman Allah. Sebab roh kita yang baru ­- yang telah mengalami kelahiran kembali saat PERCAYA kepada Yesus – di samping menjadi tempat kediaman Roh Kudus juga memiliki kemampuan untuk MEMPERCAYAI apa saja yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya.

Oleh sebab itu percayalah kepada Tuhan Yesus sebab Dia adalah Firman! Di dalam roh kita terdapat sungai kehidupan. Dengan percaya, maka kita akan menjebol sungai kehidupan yang ada di dalam roh kita sehingga aliran-aliran air hidup [Roh Kudus] yang ada di dalam roh kita akan mengalir dengan kuat. Sungai sukacita mengalir. Sungai damai sejahtera mengalir. Sungai kesembuhan mengalir. Sungai urapan mengalir. Segala sungai berkat Allah akan mengalir!

PERCAYA juga akan membuat gunung-gunung yang ada di dalam kehidupan kita rata dengan tanah. Tetaplah PERCAYA maka kita akan melihat banyak mukjizat terjadi dalam hidup kita. Tidak ada yang bisa mengalahkan orang yang mempercayai Firman Allah.

Renungan:

Bagian kita adalah PERCAYA. Bagian Allah menggenapi apa yang kita percayai itu. Dan PERCAYA adalah syarat mutlak untuk mendapat janji-janji Allah. Mari kita belajar mulai dari sekarang untuk selalu percaya kepada Tuhan. Percaya kepada Allah adalah pintu menuju berkat-berkat Allah.

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Rabu, 13 Februari 2013

BISAKAH MASUK SURGA DENGAN BERBUAT BAIK?


Pdt. Budi Asali, M.Div.



GALATIA 2:16
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.



I) Keselamatan karena perbuatan baik.

Sebagian besar manusia di muka bumi ini, dan juga semua agama-agama lain di luar kristen, percaya / mengajarkan bahwa orang bisa selamat / masuk surga karena perbuatan baik. Tetapi sebetulnya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena:



1)   Manusia tidak bisa berbuat baik.

Ini dinyatakan secara jelas oleh Kitab Suci.

·         Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.

·         Kej 8:21b - “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya”.

·         Maz 58:4 - “Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat”.

·         Titus 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.



Apakah benar bahwa manusia tidak bisa berbuat baik? Tidak bisakah seseorang, pada waktu melihat orang miskin / menderita, lalu menolongnya tanpa pamrih? Tentu bisa! Lalu apakah itu bisa disebut sebagai perbuatan baik? Dalam pandangan manusia, ya! Tetapi dalam pandangan Tuhan, tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:



a)   Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah.

1Kor 10:31 - “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.



b)   Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah.

Yoh 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”.



Ingat bahwa 2 hal di atas ini tak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk. Ro 3:10,11,18 yang mengatakan bahwa tidak ada manusia (ini jelas menunjuk kepada manusia di luar Kristus, tanpa pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya) yang benar, yang berakal budi, yang mencari Allah, atau yang takut kepada Allah.

Manusia bisa saja berusaha berbuat baik, berjuang bagi agamanya, ingin masuk surga, dsb. Tetapi ‘mengasihi Allah’ dan ‘hidup untuk kemuliaan Allah’ adalah 2 hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia di luar Kristus.

Kalau 2 hal di atas ini tidak dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa perbuatan baik itu dilakukan tanpa mempedulikan Allah! Bisakah itu disebut baik?



2)   Andaikatapun manusia bisa berbuat baik, bagaimana dengan dosa-dosa yang telah ia lakukan maupun yang akan ia lakukan? Ingat bahwa perbuatan baik tidak bisa menghapus dosa!

Kitab Suci dengan jelas menyatakan hal itu.

·         Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

·         Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.



Illustrasi: Misalnya suatu hari saudara naik kendaraan bermotor dan melanggar rambu lalu lintas, dan lalu seorang polisi menilang saudara. Saudara akan disidang 1 minggu yang akan datang. Sementara menung-gu saat persidangan, saudara lalu mau ‘menebus dosa’ saudara dengan berbuat baik. Saudara menghibur tetangga yang kesusahan, membelikan obat untuk tetangga yang sakit, dsb. Pada saat persidangan, hakim bertanya: Apakah saudara, pada tanggal ini, di jalan ini, melanggar rambu lalu lintas ini? Saudara lalu menjawab: Benar Pak Hakim, tetapi, saya sudah menebus dosa dengan berbuat baik. Ini ada 3 saksi yang mene-rima kebaikan saya. Sekarang pertanyaannya: kalau hakim itu waras, apakah orang itu akan dibebaskan dari hukuman?

Illustrasi ini jelas menunjukkan bahwa ditinjau dari sudut hukum dunia / negarapun, tidak mungkin perbuatan baik bisa menutup dosa!



Allah tahu akan hal ini (yaitu bahwa manusia tidak bisa selamat karena perbuatan baiknya), tetapi Ia mau menyelamatkan manusia yang berdosa itu. Lalu bagaimana caranya? Memasukkan manusia berdosa ke surga begitu saja? Memang ada agama yang percaya hal ini. Mereka percaya bahwa Allah itu maha pengasih dan pengampun, sehingga Ia akan memasukkan orang berdosa ke surga begitu saja, tanpa ada yang membayar dosa-dosanya. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak bisa berbuat demikian karena Ia adalah Allah yang suci, yang tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa, dan Ia adalah Allah yang adil, yang tidak bisa tidak menghukum manusia yang berdosa!



Jadi bagaimana? Ia harus menjatuhkan hukuman tetapi Ia ingin manusia bisa t6erhindar dari hukuman tersebut. Jadi, harus ada seseorang yang menjadi pengganti dalam menerima / memikul hukuman dari Allah tersebut. Tetapi siapa? Seorang manusia biasa? Tidak mungkin, karena semua manusia berdosa, sehingga tidak mungkin memikul hukuman untuk orang lain. Seorang malaikat? Kalau demikian maka Allah menjadi tidak adil, karena manusia yang berdosa, malaikat yang dihukum. Jadi satu-satunya cara adalah Ia sendiri yang harus menebus dosa itu / membayar hutang dosa itu! Dan karena ‘upah dosa ialah maut’ (Ro 6:23), sedangkan sebagai Allah Ia tidak bisa mati, maka Allah harus menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, supaya Ia bisa mati menebus dosa kita!



II) Kristus adalah substitute (= pengganti) kita.



Bahwa Kristus adalah substitute (= pengganti) kita terlihat dari text khotbah hari ini, yaitu Yes 53:4-6 dan 2Kor 5:15.

Yes 53:4-6 - “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.

2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.



Tetapi hal itu juga bisa terlihat dari:



1)   Fakta bahwa Kristus tidak berdosa (2Kor 5:21  Ibr 4:15).

Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia mati, Ia mengalami hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia mati, Ia mengalaminya untuk kita!



2)   Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah salib, bukan penggal, rajam dsb. Mengapa harus salib? Karena salib adalah hukuman yang terkutuk, dan dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Ia menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita (Ul 21:23  Gal 3:10,13).

Karena Kristus ingin menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara penggal, rajam dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu penyaliban!



Memang sebetulnya kalau Kristus mati melalui hukuman gantung, maka Ia memang mengalami kematian yang terkutuk. Tetapi hukuman gantung tidak memenuhi satu persyaratan lain, yaitu kematianNya haruslah kematian yang berdarah. Mengapa harus demikian? Karena type-type tentang Kristus dalam Perjanjian Lama adalah hal-hal yang berdarah, seperti binatang untuk korban dosa, domba Paskah, dsb. Jadi, satu-satunya kematian yang bisa dialami oleh Kristus, kalau Ia mau menjadi Penebus dan pemikul kutuk kita, adalah kematian melalui salib.



Saya pernah menonton sebuah film dimana ada orang yang berkata: andaikata Kristus hidup pada abad 20, maka orang kristen tidak akan berkalungkan salib, tetapi sebuah kursi listrik kecil! Ini omong kosong yang bodoh dari orang yang tidak mengerti theologia! Kristus tidak bisa mati dengan cara dipenggal, dirajam, ditembak, melalui kamar gas ataupun kursi listrik. Ia harus mati melalui suatu kematian yang terkutuk, yaitu penyaliban, karena kalau tidak, Ia tidak memikul kutuk yang seharusnya untuk kita!



3)   Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.

Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, seperti:

·         pencambukan.

Ingat bahwa Ia dicambuki dengan cambuk Romawi, yaitu tali-tali kulit yang diberi besi-besi tajam, tulang-tulang yang diruncingkan, sehingga pencambukan itu betul-betul menghan-curkan punggungNya.

·         penyaliban.

Bisakah saudara bayangkan sakitnya kalau paku-paku menebus tangan dan kaki saudara? Dan bagaimana penderitaan saudara kalau setelah itu saudara digantungkan selama berjam-jam sampai saudara mati? Itulah yang Yesus alami bagi saudara!

Kristus memang harus mengalami penderitaan yang luar biasa ini, karena penderitaan di neraka juga luar biasa hebatnya!



4)   Kristus menolak anggur bius (Mat 27:34).

Banyak penafsir beranggapan bahwa Ia menolak anggur itu, karena anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit. Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Seandainya Ia mau meminum anggur tersebut, dan rasa sakitnya dikurangi 10 %, maka Ia hanya memikul 90 % hukuman dosa kita. Itu akan berarti bahwa sekalipun kita percaya kepada Kristus, dosa kita hnaya diampuni 90 %, dan yang 10 % sisanya harus kita tanggung sendiri. Itu memastikan kita masuk neraka selama-lamanya. Tetapi Kristus menolak minuman itu, karena Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita! Karena itu kalau kita percaya kepada Dia, kita diampuni dari seluruh dosa-dosa kita.



5)   Kristus mengalami kehausan (Yoh 19:28 bdk. Maz 22:16).

Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Luk 16:23-24. Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita mau percaya kepada Yesus!



6)   Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah (Mat 27:46).

Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa (Yes 59:1-2  2Tes 1:9). Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / BapaNya.



7)   Kristus mati.

Upah dosa ialah maut (Ro 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian.

Karena itu, orang yang percaya Yesus, sekalipun tetap mengalami kematian, tetapi tidak mengalami kematian itu sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai pintu gerbang menuju surga!



III) Keselamatan karena iman.



Karena Kristus sudah menjadi substitute (= pengganti) kita, maka sekarang untuk selamat / masuk surga kita tidak perlu melakukan apa-apa! Hanya percaya / beriman kepada Yesus!

Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:

·         Ro 3:27-28 - “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.

·         Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

·         Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.



Banyak orang keberatan dengan ajaran ini, karena seseorang bisa masuk surga dengan begitu mudah. Tetapi keselamatan jadi mudah untuk kita krsn Kristus sudah berjerih payah dan bahkan mati bagi kita.

Illustrasi: Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang.  Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu menjawab: ‘Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atayu turun’. Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!’



Sudahkah saudara selamat / percaya kepada Yesus? Kalau ya, saudara harus memenuhi 2 tanda ini:



1)   Keyakinan akan keselamatan.

Adalah sesuatu yang tak masuk akal bahwa ada banyak orang mengaku kalau mereka percaya bahwa Yesus sudah mati memikul semua dosa-dosa mereka, tetapi pada saat yang sama mereka masih ragu-ragu / tidak yakin bahwa mereka akan masuk ke surga! Ini adalah suatu kontradiksi! Kalau memang saudara percaya bahwa Yesus sudah membayar semua dosa saudara, lalu dosa apalagi yang menyebabkan saudara mengira masih bisa masuk neraka?



2)   Ada perubahan hidup ke arah yang positif dalam diri saudara.

Sekalipun perbuatan baik tidak punya andil dalam menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik / perubahan hidup ke arah positif pasti ada dalam diri orang yang betul-betul percaya kepada Yesus! Mengapa? Karena orang yang percaya pasti menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39  Ef 1:13-14), yang akan mengeluarkan buah Roh (Gal 5:22-23).



Perubahan hidup itu harus ada:

a)         Dalam hal rohani.

Misalnya: kerinduan akan Firman Tuhan, doa, berbakti dsb.

b)         Dalam hidup sehari-hari.

Misalnya: menjadi lebih sabar, membuang perzinahan, dusta dan segala dosa-dosa lain.



Penutup / kesimpulan:



Apakah saudara sudah mempunyai keyakinan akan keselamatan saudara dan perubahan hidup ke arah yang positif sebagai bukti iman saudara? Kalau belum, saudara belum selamat! Percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara saat ini juga, supaya saudara betul-betul diselamatkan!
AMIN


IMMANUEL
JESUS BLESSING

Selasa, 12 Februari 2013

HENDAKLAH KAMU PENUH DENGAN ROH KUDUS


Oleh : Esra Alfred Soru


Setelah kita membahas 3 hal di atas (Penuh Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus, Penuh Roh Kudus dan mabuk anggur, penuh Roh Kudus dan bahasa roh), maka dalam point terakhir ini kita akan membahas perintah Firman Tuhan agar kita penuh dengan Roh Kudus.

Efs 5:18 : Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Untuk memahami makna ayat ini, saya akan jelaskan 2 hal berkenaan dengan tata bahasa Yunani yang digunakan di dalam ayat ini.

Pertama, kata perintah dalam ayat ini ditulis dalam bentuk jamak. Itu berarti bahwa perintah ini ditujukan kepada semua orang Kristen, bukan orang Kristen tertentu saja. Itu berarti bahwa kepenuhan Roh Kudus tersedia bagi semua orang Kristen termasuk saudara.

Kedua, kata perintah dalam ayat ini ditulis dalam bentuk present. Dalam bahasa Yunani ada 2 macam kata perintah : (1) Aorist Imperative (kata perintah bentuk lampau). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan satu kali saja. Contohnya kata ‘percayalah’ dalam Kis 16:31, kata ‘bertobatlah’ dan ‘hendaklah kamu memberi dirimu dibaptis’ dalam Kis 2:38. (2) Present Imperative (kata perintah bentuk present). Ini digunakan bila orang yang memerintah itu menginginkan perintahnya dilakukan terus menerus. Contohnya kata “mintalah”, “carilah”, ketoklah” dalam Mat 7:7. Nah, Efs 5:18 ini ditulis dalam bentuk present imperative. Dengan demikian ayat ini boleh diterjemahkan “hendaklah kamu terus menerus penuh dengan Roh”. Jadi di sini kita diperintahkan untuk terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Dalam kaitan dengan perintah ini, saya akan bahasa 2 hal :

Pertama. Apa tandanya seseorang dipenuhi Roh Kudus? Tadi sudah saya bahas bahwa bahasa roh bukan tanda kepenuhan Roh Kudus. Itu karunia Roh Kudus. Kalau begitu apa tandanya? Ada banyak tanda boleh disebutkan tetapi saya kira tanda yang terutama adalah orang itu akan memunculkan kehidupan yang dipenuhi dengan buah Roh Kudus sebagaimana dicatat dalam Gal 5:22-23 : (22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. …”. Tetapi jika kita melihat Efs 5:18 yang memerintahkan kita untuk dipenuhi Roh Kudus, maka konteks setelah itu (ayat 19-25) memberikan contoh-contoh kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.

Efs 5:18-25 : (18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, (19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (20) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita (21) dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,….(25) Hai suami, kasihilah isterimu …” Maka di sini kita bisa melihat contoh hidup yang dipenuhi Roh Kudus.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan senang memuji Tuhan dan melakukan itu dengan sepenuh hati. “Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (ayat 29). Bukan hanya di gereja tetapi juga di berbagai tempat (rumah, di jalan, sementara kerja, dll). Hatinya betul-betul penuh sukacita dalam praise and worship. Ia akan lebih suka menyanyi lagu-lagu rohani yang memuji Tuhan daripada lagu-lagu duniawi yang tidak jelas maknanya seperti misalnya lagu dari “Kuburan” : “Lupa …lupa…syairnya…Ingat.. ingat….Cuma ingat kuncinya….C, Am, Dm, ke G ke C lagi”. Lagu apa ini yang hanya bahas lupa, ingat dan kunci C, Am, Dm dan G. Ini lagu yang sangat miskin. Tetapi anehnya begitu banyak orang menyukainya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan lebih suka pada lagu-lagu pujian kepada Tuhan daripada lagu-lagu yang tidak jelas seperti ini. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of praise”.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengucap syukur atas apapun yang ia alami. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita (ayat 20). Ia tidak gampang mengeluh dengan kondisi yang ada sebaliknya ia mengucap syukur untuk apapun yang terjadi atas dirinya entah itu baik/buruk, menguntungkan/merugikan, menyenangkan/menyedihkan, dll. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of thanks”.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan merendahkan diri terhadap orang lain. “Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (ayat 21). Ia tidak sombong dan merasa diri lebih hebat dari orang lain. Ketika ia mengalami konflik dengan orang lain, ia lebih memilih merendahkan dirinya daripada mempertahankan egonya sendiri. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan mengalami “Full of modesty”. Jika ini diterapkan pada hubungan keluarga, maka seorang isteri yang dipenuhi Roh Kudus akan mau tunduk kepada suaminya. “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,…. (ayat 22). Ia akan menghargai suaminya sebagai kepala Rumah Tangga walaupun mungkin gajinya lebih tinggi dari suaminya. Ia taat kepada suami dalam hal yang benar. Kalau semua isteri dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka boleh dipastikan lembaga ISTI (Ikatan Suami Takut Isteri) akan bubar dengan sendirinya. Seorang suami yang juga dipenuhi Roh Kudus akan mengasihi isterinya. “Hai suami, kasihilah isterimu …” (ayat 25). Ia akan mengasihi isterinya seperti Kristus mengasihi jemaat. Ia tidak akan berlaku sewenang-wenang terhadap isteri dan menjadikan isteri sebagai sansak hidup untuk latihan tinju. Kalau semua suami dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka kita tentu tidak akan mendengar adanya kasus KDRT lagi dimana tubuh isteri bengkak-bengkak atau tulangnya patah-patah karena naluri pendekar sang suami. Kalau semua suami dipenuhi Roh Kudus seperti ini maka tidak akan ada isteri yang bernyanyi : “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku….” Ya, betapa indahnya kehidupan keluarga yang dipenuhi Roh Kudus termasuk di dalamnya anak-anak yang hormat orang tua, orang tua yang mengasihi anak-anak, pembantu rumah tangga yang hormat kepada majikan, majikan yang tidak sewenang-wenang terhadap pembantu. Inilah sebagian kecil dari contoh yang bisa diberikan cari kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.

Kedua. Bagaimana caranya dipenuhi Roh Kudus? Melihat indahnya hidup yang dipenuhi Roh Kudus, mungkin saudara bertanya, bagaimana caranya dipenuhi Roh Kudus? Kata “dipenuhi” di sini jelas berbentuk pasif. Jadi Roh Kudus yang memenuhi, kita dipenuhi. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus diam saja (pasif). Lalu apa yang harus kita lakukan? Sederhana saja cara untuk dipenuhi Roh Kudus yakni kita harus taat Firman Tuhan dan membuang dosa, maka Roh Kudus akan memenuhi kita. Misalnya kalau saya pergi ke rumah anda, anda bisa hanya menerima saya sebagai tamu dan anda hanya ijinkan saya di ruang tamu saja. Tidak boleh ke dapur, ruang tidur, ruang keluarga, dll. Atau anda memilih untuk menyerahkan semua kekuasaan atas seluruh rumah kepada saya. Dan dengan demikian saya menjadi penguasa atau pemiliknya semuanya. Roh Kudus tidak akan memenuhi saudara sampai saudara menyerahkan hidup saudara seluruhnya kepada Dia sehingga Dia menjadi pemilik mutlak atas hidup saudara. Jadi serahkanlah hidup saudara sepenuhnya kepada Roh Kudus, berusaha dan berjuanglah sedemikian rupa untuk taat pada Firman Tuhan dan membuang dosa maka saudara akan mengalami hidup yang dipenuhi Roh Kudus. Bagaimana kalau saudara suatu saat berbuat dosa dengan sengaja? Sekali lagi, sebagaimana sudah saya katakan sebelumnya, Roh Kudus tidak akan meninggalkan saudara tetapi kepenuhan-Nya akan berkurang. Yang harus saudara lakukan hanyalah bertobat dari dosa, maka Roh Kudus akan kembali memenuhi saudara. Berusahalah untuk terus menerus taat kepada Tuhan, supaya saudara terus dipenuhi dengan Roh Kudus. AMIN!!!

IMMANUEL
JESUS BLESSING

PENUH ROH KUDUS DAN BAHASA ROH


Oleh : Esra Alfred Soru


Kalau boleh dikatakan, inilah bagian yang paling banyak kekacaubalauannya di dalam pembahasan tentang kepenuhan Roh Kudus. Memang pada peristiwa Pentakosta, murid-murid yang dipenuhi Roh Kudus itu lalu berbahasa roh.

Kis 2:4 : Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

Fakta ini lalu dijadikan dasar oleh sejumlah kalangan untuk mengatakan bahwa tanda seorang dipenuhi Roh Kudus adalah bahasa roh.

Warren L. Litzman : “Alasan kita yang pertama dan suatu alasan yang kuat sekali untuk percaya bahwa hal berkata-kata dengan bahasa roh menjadi bukti baptisan dalam Roh, ialah bahwa murid-murid berkata-kata dalam bahasa roh itu pada hari Pentakosta. (Kebenaran Pentakosta, hal. 12).

Jadi orang yang dipenuhi Roh Kudus harus berbahasa roh dan orang yang tidak/belum berbahasa roh berarti belum dipenuhi Roh Kudus.

Kenneth E. Hagin : “Kita mengetahui bahwa Firman Tuhan mengajarkan kepada kita, bilamana kita telah dipenuhi oleh Roh Kudus maka kita pun berbicara dalam bahasa roh sebagaimana Roh itu memberikan kepada kita untuk mengatakannya. Hal ini merupakan pertanda awal atau isyarat berdiamnya Roh Kudus di dalam diri orang itu. (Tujuh Langkah Menerima Roh Kudus, hal. 12).

Roberts Liardon : “Saya percaya bahwa beberapa orang yang dipenuhi Roh Kudus belum melepaskan perkataan dalam bahasa roh. Itu mungkin karena kurang pengertian. Tetapi saya percaya bahwa baptisan Roh Kudus selalu dibuktikan melalui kata-kata dalam bahasa roh. (Sekolah Roh Kudus , hal. 91).

Ini jelas adalah ajaran yang salah! Lalu di mana letak kesalahannya?

Pertama. Mereka menjadikan bagian yang bersifat Kitab Suci yang bersifat descriptive menjadi bagian yang bersifat didactic. Ayat-ayat Alkitab dibedakan menjadi bagian yang bersifat descriptive dan bagian yang bersifat didactic. Pdt. Budi Asali menjelaskan hal ini di dalam bukunya “Hermeneutics” (hal. 63-64) sebagai berikut :

“Bagian yang bersifat Descriptive adalah bagian yang berupa cerita yang terjadi sungguh-sungguh dan bersifat menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu. Ini tidak boleh dipakai sebagai rumus / hukum / norma! Ilustrasi : Dalam hal ini, membaca dan menafsirkan Kitab Suci mempunyai persamaan dengan membaca dan menafsirkan surat kabar. Kalau saudara membaca surat kabar, dan di sana diceritakan tentang adanya orang yang terkena serangan jantung pada waktu nonton TV, maka hal ini tentu bukan norma / hukum. Cerita ini tentu tidak boleh ditafsirkan seakan-akan semua orang yang nonton TV pasti terkena serangan jantung. Juga kalau di surat kabar diceritakan adanya satu keluarga yang piknik ke Tretes dan lalu mengalami kecelakaan, sehingga mati semua. Ini tentu tidak boleh ditafsirkan seakan-akan semua orang yang piknik sekeluarga akan mengalami kecelakaan dan mati semua. Contoh : Kel 14, yang menceritakan peristiwa di mana Allah membelah Laut Teberau sehingga bangsa Israel bisa menyeberang di tanah kering, adalah suatu bagian yang bersifat Descriptive (menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Ini bukan rumus / norma / hukum, artinya, kita tidak diperintahkan untuk menyeberangi laut dengan cara seperti itu! Yos 6 yang menceritakan robohnya tembok Yerikho setelah dikelilingi selama 7 hari juga merupakan bagian yang bersifat Descriptive, sehingga tidak boleh dijadikan hukum / norma dalam peperangan. Yoh 11 menceritakan bahwa Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari. Ini adalah bagian yang bersifat Descriptive, sehingga tidak boleh diartikan seakan-akan setiap orang kristen yang mati akan bangkit pada hari ke 4. …..Bagian yang bersifat Didactic adalah bagian yang bersifat pengajaran (Yunani: DIDACHE), dan bisa berbentuk suatu pernyataan, janji, perintah atau larangan. Ini adalah rumus / hukum / norma bagi kita. Contoh : Kis 16:31 yang berbunyi “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” adalah bagian yang bersifat Didactic. Karena itu, ini merupakan hukum / norma, artinya setiap orang yang percaya kepada Yesus pasti selamat. Fil 4:4 yang berbunyi “Bersukacitalah senantiasa” adalah bagian yang bersifat Didactic. Ini adalah hukum / norma bagi kita, yang menyuruh kita bersukacita senantiasa. 10 Hukum Tuhan dalam Kel 20:3-17 merupakan bagian yang bersifat Didactic, sehingga merupakan Hukum / Norma bagi kita semua”.

Jadi, pada waktu mendengar suatu khotbah / ajaran, telitilah apakah teks yang dipakai sebagai dasar itu adalah teks yang bersifat descriptive atau didactic! Ini bisa menghindarkan saudara dari ajaran-ajaran yang salah / sesat! Jaman sekarang, karena kurangnya / tidak adanya pengertian tentang Hermeneutics, menyebabkan banyak orang tidak membedakan antara bagian yang bersifat Descriptive dan bagian yang bersifat Didactic, maka ada banyak pengajaran salah yang ditimbulkan karena mereka menggunakan bagian yang bersifat descriptive sebagai rumus / hukum / norma, seolah-olah itu adalah bagian yang bersifat didactic. Kis 2:4 di mana murid-murid berbahasa roh setelah kepenuhan Roh Kudus adalah bagian yang bersifat descriptive karena itu ini tidak boleh dijadikan sebagai rumus / hukum / norma dan mereka mengajar bahwa orang yang menerima / dipenuhi Roh Kudus harus berbahasa roh / lidah. Ini jelas salah, karena mereka menggunakan bagian yang bersifat descriptive sebagai rumus / norma, seakan-akan itu adalah bagian yang bersifat didactic.

Kedua. Mereka mengabaikan bagian-bagian yang lain dari Kitab Suci. Prinsip lain di dalam penafsiran Kitab Suci adalah 1 ayat tidak boleh ditafsirkan bertentangan dengan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci. Kalau Kis 2:4 ditafsirkan bahwa semua orang Kristen harus berbahasa roh, maka itu bertentangan dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa bahasa roh adalah suatu karunia dan tidak semua orang mendapatkan karunia itu.

1 Kor 12:7-11 : “(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. ...

1 Kor 12:28-30 : (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?”.

Perhatikan bahwa ayat-ayat di atas ini bersifat didactic dan mengajarkan bahwa hanya sebagian orang Kristen yang menerima karunia bahasa Roh. Karena ini adalah bagian yang bersifat didactic maka bagian inilah yang harus dianggap sebagai norma / hukum / rumus! Maka salahlah / kelirulah kalau mengharuskan / mengharapkan semua orang berbahasa roh. Selain itu dari data-data Alkitab yang lain, terlihat bahwa tidak semua orang yang menerima Roh Kudus /dibaptis dengan Roh Kudus /dipenuhi Roh Kudus lalu berbahasa roh. 3000 orang yang bertobat oleh khotbah Petrus sama sekali tidak berbahasa roh padahal sesuai kata-kata Petrus, jika mereka bertobat maka mereka akan menerima Roh Kudus.

Kis 2:38, 41 : (38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

Sida-sida dari Etiopia (Kis 8:36-38), Lidia dari Tiatira (Kis 16:14-15), dan kepala penjara Filipi (Kis 16:31-33) percaya pada pemberitaan Injil dan memberi diri dibaptis. Mereka pasti mendapatkan Roh Kudus tapi sama sekali tidak diceritakan bahwa mereka berbahasa roh. Demikian juga dengan Stefanus. Ia adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus sesuai persyaratan seorang diaken.

Kis 6:3, 5 : (3) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,… (5) Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, ….”

Bahkan saat mau mati saja ia dipenuhi Roh Kudus.

Kis 7:55 : Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

Anehnya tidak satu kali pun dikatakan bahwa Stefanus berbahasa roh.

Ketiga. Mereka tidak konsisten di dalam penerapannya. Ajaran yang mengatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus harus berbahasa roh dengan dasar Kis 2:4 adalah ajaran yang tidak konsisten. Mengapa? Karena di dalam Kis 2, mujizat yang terjadi bukan hanya bahasa roh tetapi juga tiupan angin dan lidah-lidah seperti nyala api.

Kis 2:2-3 : (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Lalu mengapa bahasa rohnya saja yang diharuskan? Mengapa tidak mengharuskan juga suara tiupan angin dan lidah api? Jawabannya gampang! Karena memang bahasa rohnya mudah dipalsukan, tetapi tiupan angin dan lidah api sukar / tidak dapat dipalsukan!

Semua ini membawa kita sampai pada kesimpulan bahwa adalah salah untuk mengatakan bahwa tanda kepenuhan Roh Kudus adalah berbahasa roh. Karena itu jangan percaya dengan ajaran-ajaran yang mengharuskan orang berbahasa roh. Jangan juga mau dipaksa / diintimidasi oleh orang-orang tertentu untuk berbahasa roh malah akhirnya memunculkan bahasa roh palsu buatan manusia/setan.

Stephen Tong : Saat ini ada banyak gereja mengajarkan bahwa harus ada manifestasi yang mutlak dalam bentuk karunia lidah….Saya minta dengan sungguh dan serius jangan menerima ajaran-ajaran seperti itu. Jangan saudara menerima kemutlakan-kemutlakan yang tidak diperintahkan oleh Kitab Suci, misalnya : “Saudara tidak mempunyai Roh Kudus karena saudara belum berkarunia lidah”. Stop! Jangan menerima ajaran dia lagi. Atau “Saudara belum tertawa-tawa, maka Saudara pasti belum menerima urapan baru dari Roh Kudus”. Jangan menerima ajaran demikian karena begitu banyak fenomena yang terjadi di dunia ini bukan berasal dari Alkitab, bahkan melawan prinsip Alkitab”. (Baptisan & Karunia Roh Kudus, hal. 81-82).

Juga kalau saudara tidak pernah berbahasa roh, jangan pernah merasa minder, seolah saudara adalah orang Kristen kelas 2 yang belum mempunyai Roh Kudus. Mereka yang tidak mengerti Kitab Suci dan bukan saudara yang tidak punya Roh Kudus. Beritahukan juga kepada para penganut paham “keharusan bahasa roh” ini supaya mereka sadar dan berbalik pada kebenaran.

IMMANUEL
JESUS BLESSING

PENUH ROH KUDUS DAN MABUK ANGGUR


Oleh : Esra Alfred Soru


Mengapa kita perlu membahas atau membandingkan ke 2 hal ini (penuh Roh Kudus dan mabuk anggur)? Karena dalam peristiwa Pentakosta di Kis 2, murid-murid yang penuh Roh Kudus dianggap/disamakan dengan orang yang mabuk anggur.

Kis 2:13 : Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis."

Dan juga karena Paulus mengkontraskan 2 keadaan ini dalam 1 ayat.

Efs 5:18 : Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Ini berarti bahwa dalam batas tertentu ada persamaan antara kepenuhan Roh Kudus dan mabuk anggur (karena itu murid-murid yang mengalami kepenuhan Roh Kudus disamakan dengan orang yang mabuk anggur) tetapi juga ada perbedaan antara kepenuhan Roh Kudus dan mabuk anggur (karena itu Paulus mengkontraskannya di dalam Efs 5:18).

Nah, apa persamaan antara penuh Roh Kudus dan mabuk anggur? Persamaannya adalah sama-sama dipengaruhi (under the influence). Orang yang dipenuhi Roh Kudus dipengaruhi/dikuasai oleh Roh Kudus. Orang yang mabuk anggur dipengaruhi/dikuasai oleh anggur. Lalu apa perbedaannya? Perbedaannya adalah kalau penuh Roh Kudus ada ‘self-control’ (penguasaan diri) sedangkan kalau mabuk justru kehilangan penguasaan diri.

Efs 5:18 : Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Bukankah ada banyak gadis yang kehilangan kegadisannya karena pengaruh minuman keras. Bukankah ada banyak orang yang dalam keadaan mabuk melakukan hal-hal, yang dalam keadaan waras pasti tidak dilakukannya seperti si John teman saya yang sewaktu mabuk memeluk dan membelai serta mencium tiang listrik seolah itu adalah seorang wanita cantik. Tentu ia tidak akan melakukan hal gila seperti itu sementara tidak mabuk bukan? Jadi orang kehilangan penguasaan dirinya kalau sedang mabuk. Tetapi orang yang penuh dengan Roh Kudus pasti justru menunjukkan buah Roh Kudus, dan buah Roh Kudus ini antara lain adalah penguasaan diri.

Gal 5:22-23 : (22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. …”.

Dalam Kis 2 orang-orang penuh Roh Kudus dan berbahasa Roh lalu ada orang yang menyindir mereka bahwa mereka mabuk anggur.

Kis 2:13 : “Tetapi orang lain menyindir: ‘Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.’ Dikatakan “orang lain menyindir”.

Jadi mereka tidak sungguh-sungguh mabuk anggur. Ini hanyalah suatu sindiran/ejekan saja. Alkitab NIV memakai kata ‘made fun of them’ (mempermainkan mereka) sedangkan NASB memakai kata ‘mocking’ (mengejek). Terhadap sindiran/ejekan ini Petrus lalu memberikan bantahan sebagaimana tercatat dalam Kis 2:14-15 :

(14) “Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: ‘Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (15) Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan”.

Jadi jelas bahwa ‘mabuk’ berbeda dengan ‘penuh Roh Kudus’. Anehnya sekarang ini ada banyak orang mengaku dipenuhi Roh Kudus tetapi bertingkah laku seperti orang mabuk misalnya tumbang, berguling-guling di lantai, histeris, tertawa terbahak-bahak, mengoceh tidak karuan, berlari-lari sambil berteriak, dll. seperti yang terlihat dalam acara KKR maupun kebaktian-kebaktian banyak gereja. Sama sekali tidak terlihat adanya kontrol diri di sana malah sebaliknya mereka kehilangan kesadaran dan akal sehatnya. Saya katakan, ini bukan dipenuhi Roh Kudus tetapi ini benar-benar mabuk. Kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata :

“Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?” (1 Kor 14:23).

Mengapa Paulus mengatakan seperti ini? Apakah memang kalau orang-orang Kristen berbahasa roh mereka terlihat seperti orang gila? Saya berpendapat kalau bahasa rohnya benar, seperti dalam Kis 2, maka tidak demikian. Tetapi bahasa roh dari orang-orang Kristen di Korintus sama seperti bahasa roh yang populer jaman sekarang di banyak gereja dan gerakan Kristen yang ini memang terlihat seperti orang gila / mabuk! Camkan ini! Pekerjaan Roh Kudus tidak pernah mematikan/menonaktifkan nalar kita. Anehnya ada banyak pendeta dan guru Kristen yang mengajarkan sebaliknya. Seorang bernama Peter Masters ketika membahas praktek-praktek dari John Wimber, berkata :

Ia (John Wimber) berkeras bahwa kita harus mengalahkan rasa takut kita, karena kontrol pikiran harus ditinggalkan supaya bahasa lidah / Roh bisa terjadi; supaya rasa gembira yang luar biasa dapat dirasakan dalam kebaktian; supaya pesan-pesan Allah dapat diterima langsung pada otak, dan supaya mujizat-mujizat, seperti kesembuhan, bisa terja¬di. (‘The Healing Epidemic’, hal. 181).

Peter Master melanjutkan :

Kebanyakan kebaktian kesembuhan Kharismatik dimulai dengan usaha keras untuk menolong jemaat untuk membuang kontrol pikiran mereka dan bertindak / bersikap tanpa rasa malu. Tujuannya adalah supaya jemaat terbuka untuk menerima apapun yang terjadi, tidak peduli betapa anehnya, tidak masuk akalnya, dan ajaibnya hal yang terjadi itu. Musik yang keras adalah dasar dari kebaktian / ibadah itu, dan semua orang yang hadir didorong untuk menggerak-gerakkan tangan, tubuh, kaki, dan bahkan berdansa dan melompat-lompat. Apapun yang terjadi, kontrol pikiran harus dibuang karena apapun yang terjadi tidak boleh dihalangi, diuji atau dievaluasi oleh pikiran yang benar-benar mengetahui / mengenal Firman Allah. (‘The Healing Epidemic’, hal. 182).

Ia melanjutkan lagi :

“Dengan membuang hukum akal sehat, orang-orang Kharismatik telah membuat diri mereka sendiri mudah tertipu dalam menghadapi ajaran sesat / palsu, cerita-cerita yang dilebih-lebih¬kan, dan dusta. (‘The Healing Epidemic’, hal. 182).

Adanya pikiran adalah salah satu ciri manusia sebagai peta dan teladan Allah. Tanpa pikiran, manusia tidak berbeda dengan binatang.

Maz 32:9 : Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau”.

Maz 73:22 : aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu”.

Yud 10 : “Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka”.

Jadi, orang yang berusaha membuang pikirannya, sebetulnya sedang berusa¬ha untuk menjadi binatang! Dan orang yang menyuruh saudara membuang pikiran/akal sehat saudara adalah orang yang sementara berusaha membuat saudara sama seperti binatang. Maukah saudara? Ingat, Alkitab tidak melarang kita menggunakan pikiran kita sebaliknya kita malah diwajibkan untuk menggunakan pikiran. Yang ditentang adalah kalau kita bersandar pada pikiran kita. Karena itu pakailah pikiran saudara waktu dengar Firman Tuhan. Jangan hanya terima begitu saja kata-kata pengkhotbah dan mengatakan amin-amin saja. Teladani sikap dan cara jemaat di Berea sebagaimana dikatakan Paulus dalam Kis 17:11 :

"Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

Pakai juga pikiran saudara waktu berdoa dan sewaktu saudara memuji Tuhan karena tidak semua lagu yang dinyanyikan adalah lagu yang benar sesuai prinsip Alkitab. Ada lagu-lagu rohani populer yang memang enak di dengar telinga tetapi salah secara teologis. Misalnya lagu “Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia….kutinggal semua pada akhirnya saat ku kembali ke surga…”. Kalau dikatakan “saat ku datang ke dunia” berarti aku sudah ada sebelum aku ada di dunia. Makanya dikatakan “ku datang”. Lalu aku dimana sebelum aku datang? Di surga? Mana ada ajaran Alkitab bahwa kita ada di surga sebelum kita muncul di dunia? Tidak ada! Karena ide di balik kata-kata “Aku datang” adalah ide tentang pra existence (keberadaan sebelumnya) dan karena itu hanya Kristuslah yang layak mengatakan “Aku datang….” (sebagaimana Dia mengatakan itu belulang kali) karena memang Dia sudah ada sebelum lahir. Kalau saudara baru ada saat saudara lahir (atau dalam kandungan ibu), maka saudara tidak layak berkata “aku datang”. Demikian juga kalimat “saat ku kembali ke surga..” Kata “kembali” berarti tadinya saudara ada di surga? Ini sama persoalannya dengan penjelasan di atas. Jadi lagu ini kelihatannya dan kedengarannya bagus tetapi salah secara teologis. Saudara memikirkan ini atau tidak sewaktu bernyanyi? Pakai pikiran saudara yang mengerti Kitab Suci untuk menyeleksi lagu-lagu waktu saudara menyanyi memuji Tuhan. Paulus berkata :

“Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku” (1 Kor 14:15).

Juga pakai pikiran saudara waktu menyetujui/menentang suatu ajaran. Jangan menyetujui satu ajaran atau menolak suatu ajaran hanya karena saudara merasa tidak enak. Pakai pikiran saudara dalam hal ini.

Inti dari point ini adalah pekerjaan Roh Kudus sama sekali tidak mematikan fungsi ratio. Karena berhati-hatilah terhadap berbagai ajaran yang mengesampingkan ratio dan pakailah rasio saudara di dalam ibadah maupun pelayanan. Bukankah Yesus sendiri berkata :

“Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat 22:37)?

Pdt. Stephen Tong dalam salah satu khotbahnya berkata :

“Roh Kudus tidak membunuh otak, dan Roh Kudus tidak meniadakan fungsi rasio. Allah yang mencipta rasio tidak mungkin membuang rasio. Memang rasio berdosa, tetapi rasio yang berdosa ini perlu dikembalikan, dinormalisasikan, bukannya dibuang. Ada pendeta yang mengatakan : "Jika mau dipimpin Roh Kudus, buanglah “bakpauw” (sejenis roti atau kue dari tepung berbentuk setengah bola) yang di kepala ini. Ia mengatakan bahwa jika kita memakai bakpauw otak ini, maka Roh Kudus tidak akan bekerja. Kalau Roh Kudus bekerja tidak pakai otak, dan jika pakai otak, Roh Kudus akan pergi. Sepertinya Roh Kudus takut kepada otak, sampai-sampai jika orang pakai otak, Ia akan pergi; atau sepertinya Roh Kudus menjadi musuh dari otak. Hal itu tidak benar. Roh Kudus lebih besar dari otak dan Roh Kudus lebih hebat dari otak. Letakkanlah orang yang paling pandai di bawah firman Tuhan, nanti Roh Kudus akan menaklukkan otaknya. Hanya pendeta-pendeta yang tidak mau belajar yang takut kepada otak yang pandai, lalu mereka mengatakan "di mana otak bekerja di situ Roh Kudus tidak bekerja." Alkitab tidak pernah mengatakan hal sedemikian. Yesus Kristus pernah mengatakan: "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu, dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26). Iman yang sejati bukan melawan rasio, tetapi mengembalikan fungsi rasio ke arah yang benar. Pada waktu kebenaran tidak menguasai otak saudara, maka otak saudara menjadi "anak terhilang". Tetapi pada waktu "anak terhilang" itu dibawa kembali kepada kebenaran dan tunduk dengan setia kepada Tuhan dan kebenaran-Nya, itulah yang disebut iman. Maka iman tidak berlawanan atau di luar rasio. Iman justru arah yang benar untuk mengatur rasio kembali takluk kepada kebenaran. Roh Kudus bekerja melalui firman dengan memberikan pencerahan kepada rasio kita, sehingga kita mengerti kebenaran.
(Dinamika Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus, hal. 55-56).

IMMANUEL
JESUS BLESSING

PENUH ROH KUDUS DAN BAPTISAN ROH KUDUS


Oleh : Esra Alfred Soru


Pada hari Minggu yang lalu umat Kristen di seluruh dunia memperingati hari Pentakosta, hari pencurahan Roh Kudus bagi gereja Tuhan. Untuk itu maka saya tergerak untuk membuat tulisan ini “PENUH DENGAN ROH KUDUS” yang juga adalah khotbah saya yang disampaikan pada kebaktian hari Pentakosta di GKIN “REVIVAL”.

Mengapa perlu membahas ini? Karena kondisi ini (kepenuhan Roh Kudus) terjadi dan dicatat secara eksplisit dalam peristiwa Pentakosta yang saat ini sementara kita peringati.

Kis 2:4 : Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

Selain itu karena memang di dalam Alkitab ada perintah secara eksplisit supaya orang Kristen penuh dengan Roh Kudus.

Efs 5:18 : “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh”.

Pembahasan tentang tema ini juga terasa perlu mengingat tema ini adalah tema yang paling sering memunculkan persoalan dan kekacaubalauan di dalam kekristenan terutama di kalangan-kalangan tertentu baik meliputi pengertian maupun manifestasi-manifestasi dari kepenuhan Roh Kudus. Untuk itu maka saya akan membahas beberapa hal :

I. PENUH ROH KUDUS DAN BAPTISAN ROH KUDUS

Karena di point ini saya akan jelaskan tentang “PENUH ROH KUDUS” dan “BAPTISAN ROH KUDUS”, maka saya perlu perjelas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “BAPTISAN ROH KUDUS”.

Istilah “Baptisan Roh Kudus” sama sekali tidak berarti bahwa kita dibaptis oleh Roh Kudus melainkan kita dibaptis dengan Roh Kudus. Dengan demikian Roh Kudus hanyalah media/elemen yang dipakai untuk membaptis kita sama seperti elemen air dalam baptisan air. Kalau begitu siapakah yang membaptis kita? Jelas bukan Roh Kudus melainkan Kristus sendiri. Jadi Kristuslah yang membaptis kita dan elemen yang dipakai dalam pembaptisan itu adalah Roh Kudus. Dasar Kitab Sucinya adalah :

Mat 3:11 : Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Yoh 1:33 : Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Kis 1:5 : Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

dan beberapa ayat yang lain. Perhatikan bahwa ayat-ayat di atas tidak mengatakan kita dibaptis oleh Roh Kudus tetapi dengan Roh Kudus.

Hal lain yang perlu dijelaskan adalah apa yang dimaksudkan dengan Baptisan Roh Kudus (dibaptis dengan Roh Kudus) itu? Yang dimaksudkan dengan dibaptis dengan Roh Kudus adalah pengalaman di mana seseorang menerima Roh Kudus atau saat Roh Kudus masuk ke dalam hidupnya. Perhatikan nubuatan dari Yohanes Pembaptis dalam Mat 3:11.

Mat 3:11 : Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Kapan baptisan ini terjadi? Saat murid-murid menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta. Ini dibuktikan lewat konteks Kisah Rasul pasal 2 di mana di dalam Kis 1:5, beberapa saat sebelum Kis 2, Yesus sendiri berkata :

Kis 1:5 : Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Kata “tidak lama lagi” jelas menunjuk pada kisah Pentakosta di Kis 2 di mana murid-murid menerima Roh Kudus. Jadi menerima Roh Kudus sama dengan dibaptis dengan Roh Kudus. Atau dengan kata lain, saat seseorang menerima Roh Kudus dalam hidupnya, atau saat Roh Kudus masuk ke dalam hidup/hati seseorang, saat itu orang tersebut sudah dibaptis dengan Roh Kudus. Perhatikan ayat berikut secara khusus yang saya tebalkan.

Kis 11:15-16 : (15) Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. (16) Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Jika pengertian dari baptisan Roh Kudus sudah kita pahami, maka sekarang kita akan melihat perbedaannya dengan kepenuhan Roh Kudus /penuh dengan Roh Kudus karena 2 istilah ini jelas berbeda pengertiannya. Lalu di mana perbedaannya? Pertama. Baptisan Roh Kudus hanya terjadi 1 kali sedangkan kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi berulang-ulang. Tadi sudah saya jelaskan bahwa baptisan Roh Kudus = menerima Roh Kudus = Roh Kudus masuk ke dalam hidup seseorang. Jikalau pengertiannya demikian, maka peristiwa ini hanya bisa terjadi 1 kali selamanya dan tak akan bisa diulang lagi. Mengapa? Karena ketika Roh Kudus diberikan/masuk dalam hidup seseorang, maka Roh Kudus akan tinggal selamanya di sana dan tidak pernah keluar lagi.

Yoh 14:16 : Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Setelah Roh Kudus masuk dalam hidup saudara Ia tidak akan keluar lagi (bagi orang percaya). Bagaimana kalau saudara berdosa? Dosa saudara bisa membuat Roh Kudus berduka dengan sangat hebat (dosa mendukakan Roh Kudus) tetapi Ia tidak pernah keluar dari hidup saudara. Jikalau Roh Kudus bisa keluar/meninggalkan saudara maka janji Yesus dalam Yoh 14:16 ini jadi salah. Ini memang berbeda dengan karya Roh Kudus dalam zaman Perjanjian Lama di mana Roh Kudus tidak permanen di dalam seseorang sehingga ketidaktaatan seseorang bisa menyebabkan Roh Kudus meninggalkan dia. Misalnya dalam kasus Saul.

1 Sam 16:14 : “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN”.

Bandingkan dengan doa dan ketakutan Daud dalam Maz 51:13.

Maz 51:13 : Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

John F. Walvoord : Doa Daud (Maz 51:13) supaya Roh Kudus tidak diambil dari padanya dinaikkan mengingat kemungkinan bahwa hal ini bisa terjadi sebagai hasil / akibat dari dosa, seperti dalam kasus Saul. Doa Daud tidak cocok bagi orang Kristen, kepada siapa setiap jaminan telah diberikan bahwa Roh itu merupakan karunia yang menetap / kekal. (‘The Holy Spirit’, hal. 152).

Kalau Roh Kudus tidak pernah keluar dari hidup saudara maka adalah salah/konyol untuk meminta Roh Kudus masuk lagi dalam hati/hidup setiap kali ada acara KKR. Untuk apa meminta sesuatu yang sebenarnya sudah saudara (orang percaya) miliki? Inilah kekacauan dan kekeliruan banyak orang Kristen termasuk para pendeta terutama di mana mereka secara berulang-ulang melakukan acara baptisan Roh Kudus terutama dalam kebaktian-kebaktian KKR maupun kebaktian Pentakosta. Kasus ini sama dengan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini hanya boleh terjadi 1 kali dan tidak perlu diulang-ulang setiap kali ada “altar call” dalam KKR. Karena itu jangan saudara mau dibodohi oleh orang-orang yang tidak mengerti Kitab Suci yang selalu menawarkan baptisan Roh Kudus kepada saudara. Kalau ditanyakan “mau dibaptis RK?” Jawablah “tidak mau!” Kalau ditanya “mengapa?” Jawablah “Itu sudah saya terima sekian waktu tahun lalu”! (sejak saudara percaya kepada Kristus). Jadi baptisan Roh Kudus terjadi hanya 1 kali. Ini berbeda dengan kepenuhan Roh Kudus yang memang bisa terjadi berulang-ulang. Ini terlihat dari pengalaman rasul-rasul. Dalam Kis 2:4 dikatakan :

"Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya".

Tetapi dalam Kis 4:8 kepenuhan itu dialami lagi :

"Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua".

Demikian juga dalam Kis 4:31 :

"Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”.

Dan karena itu kita harus berusaha untuk selalu dan terus menerus dipenuhi Roh Kudus dan bukan dibaptis dengan Roh Kudus yang memang hanya terjadi 1 kali saja. Orang yang setiap kali merasa diri berdosa atau kalau ada acara KKR tertentu selalu minta dibaptis dengan Roh Kudus sama dengan suami isteri yang selalu sehabis bertengkar meminta untuk pemberkatan nikah ulang. Bukankah itu sebuah kekonyolan? Yang perlu mereka lakukan adalah memulihkan hubungan mereka dan bukan meminta upacara pemberkatan nikah.

Kedua. Baptisan Roh Kudus terjadi saat orang percaya kepada Kristus sedangkan kepenuhan Roh Kudus belum tentu terjadi saat percaya. Jikalau saya katakan bahwa baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya kepada Kristus maka saya sementara menekankan aspek pengalamannya dan bukan statusnya. Dua hal ini harus dibedakan. Ada orang yang sudah berstatus suami isteri tetapi belum hidup atau mempunyai pengalaman hidup sebagai suami isteri. Misalnya dalam salah satu film India yang saya nonton di mana sehabis menikah, Priya dan Ajae Kumar langsung berpisah pada hari itu juga. Secara status, mereka adalah suami isteri tetapi secara pengalaman, sama sekali tidak terjadi. Sebaliknya ada banyak orang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama sebagai suami isteri tanpa hubungan yang salah alias “kumpul kebo”. Mereka jelas mempunyai pengalaman tanpa status. Jadi ada perbedaan antara aspek status dan pengalaman. Misalnya dalam hal penebusan dosa. Secara status, Yesus sudah menebus dosa kita 2000 tahun yang lalu di atas salib. Tapi secara pengalaman, penebusan/pengampunan dosa itu baru terjadi saat saudara percaya kepada Dia. Jadi kalau saya berkata bahwa baptisan Roh Kudus dialami seseorang saat ia percaya, maka saya menekankan aspek pengalamannya. Tetapi kalau bicara statusnya maka itu sudah terjadi saat peristiwa Pentakosta (Kis 2).

Bahwa secara pengalaman baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya, dibuktikan dengan ayat-ayat berikut :

Efs 1:13b : “…di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa pemeteraian / pemberian Roh Kudus itu terjadi pada saat kita percaya.

Gal 3:2,5,14 : (2) ”…Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? (5) ….apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah …berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? (14) Yesus Kristus telah membuat ini, … sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Note. Bacalah kalimat itu sepenuhnya tetapi perhatikan kata-kata yang saya tebalkan saja).

Jadi kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 1970, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 1970. Kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 1980, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 1980. Kalau saudara sudah percaya pada Kristus tahun 2000, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus pada tahun 2000. Kalau saudara baru percaya pada Kristus kemarin, saudara pasti sudah menerima Roh Kudus kemarin. Dan karena itu jangan mau lagi disuruh menerima baptisan Roh Kudus oleh orang-orang tertentu yang tidak mengerti Kitab Suci dengan baik. Jadi baptisan Roh Kudus terjadi saat seseorang percaya kepada Kristus. Perbedaannya dengan kepenuhan Roh Kudus adalah bahwa seseorang bisa saja tidak dipenuhi dengan Roh Kudus saat ia menjadi percaya. Memang dalam Kis 2:4 orang-orang yang menerima baptisan Roh Kudus itu langsung dipenuhi dengan Roh Kudus. Tetapi tidak selalu terjadi seperti itu. Zaman sekarang dalam kalangan-kalangan tertentu orang-orang mencari baptisan Roh Kudus. Tetapi Kitab Suci tidak pernah memerintahkan kita untuk mencari baptisan Roh Kudus, atau memerintahkan kita untuk dibaptis Roh Kudus. Kitab Suci hanya memerintahkan kita untuk percaya kepada Yesus Kristus. Mengapa? Karena kalau kita percaya kepada Yesus Kristus, maka secara otomatis kita pasti akan dibaptis Roh Kudus / menerima Roh Kudus. Tak perlu dicari lagi! Yang harus kita kejar/cari adalah kepenuhan Roh Kudus.


IMMANUEL
JESUS BLESSING

" The Passion of the Christ "



IMMANUEL
JESUS BLESSING

" LEFT BEHIND ( PENGANGKATAN / RAPTURE) "



IMMANUEL
JESUS BLESSING

" Donghaeng "



IMMANUEL
JESUS BLESSING

Donghaeng - Again



IMMANUEL
JESUS BLESSING

Inspirational (Christian) - Passion [Dong Haeng]



IMMANUEL
JESUS BLESSING

" Aku BerSYUKUR "


Aku bersyukur karena di saat aku tersesat di persimpangan hidupku,
Aku tahu bahwa Tuhan itu baik dan benar,
sebab itu Ia menunjukan jalan kepada orang yg tersesat

Aku bersyukur karena di saat aku bimbang di perjalanan hidupku,
Aku tahu bahwa Tuhan menyertaiku dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah
dan menganiaya aku

Aku bersyukur karena di saat aku takut,
Dia memegang tangan kananku dan berkata
jangan takut, Akulah yang menolong Engkau

Aku bersyukur karena di saat aku mencari perlindungan,
Aku tahu bahwa Allah yang abadi adalah tempat perlindunganku
dan dibawahku ada lengan-lengan yang kekal

Aku bersyukur karena di saat dunia menghimpit keadaanku,
Dia berkata kuatkanlah hatimu,
Aku telah mengalahkan dunia

Aku bersyukur karena di saat aku terombang-ambing dalam kegundahan hatiku,
Dia sendiri yang membimbing aku
dan memberikan ketentraman kepadaku

Aku bersyukur karena di saat aku menderita pencobaan,
aku tahu bahwa Ia dapat menolong mereka yang dicobai

Aku bersyukur karena di saat semua orang seakan-akan menolak aku,
aku tahu bahwa Tuhan itu baik, Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesesakan,
Ia mengenal orang yang berlindung kepadaNya

Aku bersyukur karena di saat keadaanku goyah,
Ia takkan membiarkan kakiku goyah
karena Dia penjagaku tidak akan terlelap

Aku bersyukur karena di saat segala hal tidak terpahami,
Dia menjawab aku dan memberitahukan kepadaku
hal-hal besar yang tidak terpahami,
yakni hal-hal yang tidak aku ketahui

Aku bersyukur karena Dia mengajarkan jalan hikmat kepadaku,
dan memimpin aku di jalan yang lurus

Aku bersyukur karena Dia bahkan memerintahkan malaikat-malaikatNya
untuk menjaga aku
di setiap jalan kehidupanku

Aku bersyukur karena sampai saat ini Engkau masih mengijinkanku
berjalan mengiringi waktu bersamaMu
dan menikmati indahnya kasihMu
di setiap detik kehidupanku


IMMANUEL
JESUS BLESSING

KATA-KATA HIKMAD ( 2 )

Kesedihan atau penyesalan yang berlarut-larut akan mengundang kehilangan yang lebih besar lagi, bahkan juga kehilangan kesempatan yang berharga.

Terkadang kesulitan besar harus terjadi supaya kita menjadi terdesak sehingga lebih giat untuk mencari Tuhan.

Tuhan yang telah memanggil kita, Dia juga yang akan memperlengkapi, memampukan, dan menyempurnakan setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita.

Pengampunan akan kita terima ketika kita mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Dan kesembuhan akan kita terima ketika kita mengakuinya di hadapan sesama dan kemudian didoakan oleh sesama.

Terkadang Tuhan memberikan suatu tahapan yang panjang untuk kita lalui. Namun, jika kita setia dan tidak tawar hati melaluinya, maka kita akan melihat hasil yang indah di akhirnya.

Bersemangatlah, sebab orang lain juga bisa ikut merasakan kehadiran dan penyertaan Tuhan lewat semangat Anda.

Orang yang bersemangat sebenarnya sedang menunjukkan begitu besarnya kekuatan Tuhan dalam hidupnya.

Jangan menyesuaikan kebenaran dengan diri kita sendiri, tetapi sesuaikanlah diri kita dengan kebenaran. Kebenaran tidak akan berubah mengikuti kita, tetapi kita yang harus berubah mengikuti kebenaran.

Nasi tanpa lauk pauk akan terasa hambar. Demikian juga, membaca Firman tanpa merenungkan, melakukan, dan membagikannya kepada sesama akan terasa jenuh.

Karena merasa hebat, kita terkadang berlari dengan kekuatan kita sendiri sebelum diberi petunjuk oleh Tuhan untuk melangkah.

Sehebat apapun seseorang, dia tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti, jika dia tidak mempunyai kerendahan hati untuk bersatu hati melakukan hal yang benar dengan orang lain.

Kita mampu menjadi pribadi yang taat dan setia bukan karena kekuatan kita, melainkan karena Kristus yang telah hidup di dalam kita.

Semakin banyak membaca dan merenungkan Firman, semakin kita dapat membedakan keinginan-keinginan apa saja yang berkenan dan tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Tuhan memang akan menjauhkan kita dari pencobaan, tetapi kita juga harus menjauhi tempat-tempat di mana kita dapat dengan mudah dicobai.

Pernahkah Anda mengasah pisau? Mengasihi itu seperti mengasah sebilah pisau, yang tidak dapat menjadi tajam hanya dengan sekali gesekan. Kasih Anda menjadi semakin tumpul atau semakin tajam, tergantung pada kesediaan dan kesetiaan Anda untuk mengasahnya.

Kenyamanan membentuk kemalasan, ketidaknyamanan membentuk kedewasaan

Hari boleh berlalu, tetapi jangan sampai hari berlalu tanpa berdoa dan bersyukur kepadaNya

Firman Tuhan ibarat timbunan emas di dalam tanah. Jika kita tidak menggalinya kita tidak akan pernah mendapatkannya, tetapi jika kita mau setia menggali dan saat kita mendapatkan "emas-emas" tersebut kita tidak akan mau berhenti menggali lebih dalam lagi.

Dapatkan semangat ilahi dari Tuhan dengan terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan supaya kita menjadi pribadi yang bersemangat yang tetap kuat menghadapi setiap tantangan

Cara terbaik untuk membangkitkan semangat diri sendiri adalah dengan cara membangkitkan semangat orang lain.

Janganlah mencari Tuhan karena Anda membutuhkan jawaban, tetapi carilah Tuhan karena Anda tahu bahwa Dialah jawaban yang Anda butuhkan.

Jangan takut ketika Anda telah melakukan kebenaran, sebab Allah yang akan membela Anda.

Saat kita tidak mengindahkan "batu-batu" kecil yang Tuhan berikan untuk menyadarkan kita, terkadang Tuhan perlu melemparkan "batu besar" supaya kita berbalik kepadaNya dan bertobat dari kelakuan kita

Ketika kita mulai tawar-menawar untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan, sadarilah bahwa kita telah membuka celah bagi dosa yang sedang mengintip di muka pintu hati kita.
Janganlah kita memposisikan diri kita lebih tinggi daripada Tuhan dengan jalan menahan pengampunan buat sesama.

Tuhan lebih tertarik dengan hati kita daripada pelayanan dan segudang prestasi yang kita capai.

Masa single adalah kesempatan yang paling terbaik untuk memberikan hatimu sepenuhnya kepada Tuhan

Tuhan terlebih suka mendengar kita meminta hal rohani sebab hal jasmani pasti disediakan olehNya tanpa kita harus meminta

Jatuh cinta kepada Allah merupakan kisah yang terbesar dari segala kisah asmara; mencari Tuhan merupakan petualangan terbesar; menemukan Tuhan adalah prestasi terbesar bagi manusia..

Apa pun yang kita capai melalui hikmat dan kekuatan manusia adalah terbatas dan akan berlalu bersama dunia.

Jika Anda tidak belajar memberi, pada akhirnya Anda hanya akan menuntut.

Jika impian kita tidak dapat terpenuhi, ada baiknya jika kita dapat membantu orang lain mencapai impian mereka.

Tidak ada perbuatan di dunia ini yang memiliki nilai kekal jika dilakukan di luar Allah.

Jika saya bisa melihat lebih jauh daripada orang lain, itu bukan karena saya hebat, melainkan karena saya berdiri di atas bahu seorang raksasa.

Kebaikan terbesar yang dapat Anda lakukan untuk orang lain bukan hanya membagikan kekayaan Anda, melainkan juga mengungkapkan kekayaan orang tersebut.

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya. Jadi, berikan dorongan semangat buat sesama karena semangat dapat memacu orang untuk terus maju.

Semakin panjang daftar kekhawatiran Anda, semakin kecil pula Allah di mata Anda.

Pernikahan dapat menjadi hambar dan berujung pada perceraian ketika motivasi hati tidak benar.

Hadiah terbesar yang dapat Anda berikan kepada orang lain adalah kasih dan penerimaan tanpa syarat.

Orang yang berjiwa besar meninjau suatu masalah dari segala sudut pandang tanpa adanya suatu prasangka
Jika yang di dalam hati masih terasa sakit, di luarnya juga akan sakit, dan perilaku yang akan kita keluarkan adalah "penyakit"

Amarah yang disimpan dalam hati bukanlah solusi untuk tidak marah, melainkan bom waktu yang akan meledak, saat berulang kali mendapati kejengkelan yang sama.

Solusi tidak tergantung baik atau buruknya nasehat yang diberikan karena nasehat yang buruk pun bisa menjadi solusi yang hebat saat kita meresponinya dengan benar.

Ketika Anda sedih, pandanglah Yesus sebagai Bapa. Ketika Anda salah, pandanglah Yesus sebagai Raja.

Ketika Anda berharap, pandanglah Yesus sebagai Juru Selamat. Ketika Anda bimbang, pandanglah Yesus sebagai Penasehat.

Komunitas yang mengenakan kasih Tuhan sebagai dasarnya, akan menjadi rumah di mana penghuninya dapat menjadi diri sendiri tanpa harus merasa takut mendapatkan penghakiman ataupun penolakan

Jangan kompromi dengan satu ketidaktaatan karena satu ketidaktaatan akan membawa kita kepada ketidaktaatan yang lain

Ada konsekuensi dari setiap ketidaktaatan, tetapi ada juga buah dari setiap ketaatan.

Jika Anda sudah menjadi orang tua, seorang Ayah atau seorang Ibu. Ingatlah, jangan hanya mengisi perut anak Anda dengan makanan. Isi juga hatinya dengan ajaran yang menyehatkan, yaitu Firman Tuhan. Anda sendiri harus belajar, jika ingin mengajar.

Jika Anda memilih takut akan Tuhan, Anda akan mengerti apa itu keberanian yang sesungguhnya.


IMMANUEL
JESUS BLESSING


Minggu, 10 Februari 2013

KATA-KATA HIKMAD ( 1 ).

Banyak orang tidak dapat menyadari kebaikan Tuhan karena mereka tidak mau melepaskan apa yang dianggapnya terbaik baginya.

Banyak orang tidak dapat melihat dan menerima yang terbaik dari Tuhan karena mereka tidak mau melepaskan apa yang dianggapnya terbaik baginya.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kita memiliki kesempatan untuk mengubah masa depan kita menjadi lebih baik dari masa lalu kita dengan berespon benar hari ini.

Ketika kita masih menggenggam ketakutan, maka kita tidak dapat melihat harapan. Namun, ketika kita mau melepaskan diri dari ketakutan itu, kita akan dapat melihat impian-impian yang Allah taruh dan torehkan dalam hati kita.

Ketika kita dikasihi, kita akan merasakan kasih secara emosional sehingga kasih menjadi sebuah perasaan. Namun, ketika kita mengasihi, Allah menempatkan kasih itu dalam kehendak kita karena kasih adalah perintah, sehingga kasih menjadi sebuah keputusan.

Jangan terlalu fokus dengan apa yang tidak kita miliki, melainkan fokuslah dan kembangkanlah apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.

Jangan berusaha melihat dulu baru percaya, tetapi percayalah dulu kepada Tuhan, maka Anda akan melihat hal-hal besar dan ajaib terjadi dalam hidup Anda.

Donorkan kasih Allah yang telah didonorkan kepada kita untuk orang-orang yang belum mendapatkannya.

Pancarkan kasih Kristus yang ada di dalam diri Anda kepada sesama, supaya mereka juga dapat merasakan kasih Kristus dalam hidup mereka.

Seseorang yang selalu mengandalkan kekuatannya sendiri, langkahnya akan terhenti di tengah pertandingan iman. Namun, seseorang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya akan berlari sampai garis akhir dan menggenggam kemenangan.

Bukan kegagalan yang membuat kehidupan seseorang terpuruk. Yang menyebabkan kehidupan seseoarang terpuruk adalah akibat dia tidak mau bangkit dari kegagalan.

IMAN membuat segala sesuatu menjadi nyata, PENGHARAPAN membuat kita dapat bertahan melewati apapun, dan KASIH membuat segala sesuatu menjadi sempurna.

Setelah Anda menerima kasihNya, pastikan Anda bertumbuh. Setelah bertumbuh, pastikan Anda berbuah. Setelah berbuah, pastikan Anda bermultiplikasi.

Jangan hanya mengalami kuasa Tuhan secara pribadi, alamilah juga kuasaNya di dalam komunitas.

Mau sehebat apapun manusia, dia tetap harus terus belajar. Hal yang tidak bisa manusia berhenti belajar adalah belajar mengasihi Tuhan dan sesama.

Jangan sembunyikan Kristus di balik kehebatan kita, tetapi biarkan kita yang bersembunyi di balik kehebatan Kristus.

Setiap orang percaya membutuhkan dukungan sesama saudara seiman agar dapat saling menjaga supaya tetap berada di jalan Tuhan.

Benih Firman Tuhan akan bertumbuh, berbuah, dan berlipat kali ganda ketika tertanam di dalam hati yang benar dan murni.

Seseorang dapat berubah menjadi lebih baik ketika dia diberikan kasih dan pengampunan bukan penghakiman.

Apabila kita terus-menerus melepaskan pengampunan bagi orang yang selalu menyakiti kita, maka kita akan sampai pada kondisi di mana kita tidak lagi merasa terluka ketika disakiti.

Sebelum hatimu tertuju kepada seseorang, pastikan Tuhanlah yang tetap memiliki hatimu.

Firman Tuhan itu ajaib, bahkan hidup Anda akan dibuat ajaib ketika Firman itu hidup dalam hati Anda.

Orang hanya menyakiti hati kita sekali, tetapi seringkali didapati kitalah yang menyakiti hati kita sendiri berkali-kali setelahnya karena terus mengingat-ingat dan tidak belajar melepaskan pengampunan.

Tuhan tidak akan memberi Anda sesuatu yang besar apabila Dia tidak melihat kesetiaan Anda dalam hal-hal kecil.

Akar pahit yang tidak segera dibereskan dan dicabut dari hati kita akan menjalar ke seluruh bagian dalam hidup kita, walaupun perlahan, tetapi pasti akan melumpuhkan potensi maksimal yang ada dalam diri kita. Segera bereskan akarnya dan jadilah pemenang!

Jangan terus berpikir tentang apa yang tidak ada pada kita. Pakailah dan maksimalkanlah dulu apa yang ada pada kita, maka kita akan melihat bagaimana Tuhan mewujudkan hal-hal besar menjadi kenyataan dalam hidup kita.


IMMANUEL
JESUS BLESSING