Minggu, 10 Maret 2013

Paulus dalam Islam adalah seorang yang benar.


Surah Yaa Siin ayat 13 dan 14
[13] Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
[14] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu  mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang  ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah  orang-orang yang diutus kepadamu".

Tafsir Ibn Kathir tentang Yaa Siin ayat 13 dan 14

﴿مَّثَلاً أَصْحَـبَ القَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا الْمُرْسَلُونَ﴾
(13) (a similitude; the Dwellers of the Town, when there came Messengers to them.)
In the reports that he transmitted from Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and  Wahb bin Munabbih - Ibn Ishaq reported that it was the city of Antioch,  in which there was a king called Antiochus the son of Antiochus the son  of Antiochus, who used to worship idols. Allah sent to him three  Messengers, whose names were Sadiq, Saduq and Shalum, and he disbelieved  in them. It was also narrated from Buraydah bin Al-Husayb, `Ikrimah,  Qatadah and Az-Zuhri that it was Antioch. Some of the Imams were not  sure that it was Antioch, as we shall see below after telling the rest  of the story, if Allah wills.
Terjemahan:
(13) (Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; )
Dalam laporan2 yang diambilnya dari Ibn `Abbas, Ka`b Al-Ahbar and Wahb  bin Munabbih - Ibn Ishaq melaporkan bahwa kota itu adalah kota  Antiokhia, di mana terdapat raja bernama Antiokhus, yang adalah putra  Antiokhus, yang adalah putra Antiokhus, yang menyembah berhala2. Allah  mengirim padanya tiga utusan, yang bernama Sadiq, Saduq dan Shalum, tapi  sang raja tidak percaya pada mereka. Juga dikisahkan oleh Buraydah bin  Al-Husayb, `Ikrimah, Qatadah dan Az-Zuhri bahwa kota itu adalah kota  Antiokhia. Beberapa Imam tidak yakin apakah kota itu Antiokhia,  sebagaimana yang akan kita baca di kisah selanjutnya, jika Allah  berkenan.

﴿إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا﴾
(When We sent to them two Messengers, they denied them both;)
means, they hastened to disbelieve in them.
Terjemahan:
(14) ((yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;)
berarti mereka tetap tidak percaya pada kedua utusan itu.
﴿فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ﴾
(so We reinforced them with a third,)
means, `We supported and strengthened them with a third Messenger. '  Ibn Jurayj narrated from Wahb bin Sulayman, from Shu`ayb Al-Jaba'i, "The  names of the first two Messengers were Sham`un and Yuhanna, and the  name of the third was Bulus, and the city was Antioch (Antakiyah).
Terjemahan:
(kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga)
Berarti, ‘Kami mendukung dan memperkuat mereka dengan utusan ketiga. '  Ibn Jurayj mengisahkan dari Wahb bin Sulayman, dari Shu`ayb Al-Jaba'i,  “Nama2 utusan pertama dan kedua adalah Sham’un dan Yuhanna, dan nama  utusan ketiga adalah Bulus, dan nama kota adalah Antiokhia (Antakiyah).

﴿فَقَالُواْ﴾
(and they said)
means, to the people of that city,
Terjemahan:
(maka ketiga utusan itu berkata)
Berarti, pada penduduk kota itu,

﴿إِنَّآ إِلَيْكُمْ مُّرْسَلُونَ﴾
(Verily, we have been sent to you as Messengers.)
meaning, `from your Lord Who created you and Who commands you to  worship Him Alone with no partners or associates.' This was the view of  Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah claimed that they were messengers of  the Messiah, peace be upon him, sent to the people of Antioch.
Terjemahan:
("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".)
Berarti, ‘dari Tuhanmu yang menciptakan dirimu dan Dia yang  memerintahkanmu menyembah hanya Dia Saja tanpa illah dan sekutu lain.’  Ini adalah pendapat Abu Al-`Aliyah. Qatadah bin Di`amah mengaku bahwa  mereka adalah utusan2 sang Juru Selamat, semoga damai menyertanya, yang  dikirim pada orang2 Antiokhia.

Siapakah Sham’un, Yuhanna, dan Bulus yang dikatakan dalam tafsir Ibn Kathir sebagai utusan2 sang Juru Selamat?
Sham’un adalah versi Arab dari Simeon (nama Yahudi)
Yuhanna adalah versi Arab dari Yohannes (nama Yahudi)
Bulus adalah versi Arab dari Paulus (nama Yahudi)

History of the name
The name "Paolo" is believed to have derived from the Roman surname "Paulus".
In Latin "paulus" is loosely translated to mean "little" or "humble".

The name Paolo, has been popularized in several European countries  surrounding Italy, as well as in Brazil, Portugal, & The Philippines  among others. There are many variations to the name, for a complete  listing see Paul. The female variation of this name is Paula.

Variasi Lain
• Albanian: Pali
• Arabic: Bulus
• Belarusian: Paval (Павал)
• Bulgarian: Pavel (Павел)
• Catalan: Pau
• Croatian: Pavel
• Czech: Pavel
• Danish: Poul
• Estonian: Paul
• Finnish: Paavali, Pauli
• French: Paul
• German: Paul
• Greek: Pavlos (Παύλος)
• Hebrew: Shaul
• Hungarian: Pál
• Icelandic: Páll
• Indian: Pal
• Irish: Pól
• Italian: Paolo
• Japanese: ポール (Pōru)
• Korean: 폴 (Pol)
• Latin: Paulus
• Latvian: Pauls, Pāvils
• Lithuanian: Paulius, Povilas
• Macedonian: Pavle (Павле)
• Maltese: Pawlu
• Norwegian: Paul, Pål
• Polish: Paweł
• Portuguese: Paulo
• Romanian: Paul, Pavel
• Russian: Pavel (Павел)
• Serbian: Pavle(Pol)(Павле)
• Spanish: Pablo
• Slovak: Pavol
• Slovene: Pavel
• Swedish: Paul, Pål
• Ukrainian: Pavlo (Павло)

=================================
Yang jadi pertanyaan adalah:
MENGAPA KAUM MUSLIM BEGITU BENCI TERHADAP PAULUS SEDANGKAN AHLI TAFSIR  QUR'AN YANG SUDAH DIAKUI DI DUNIA ISLAM MENYEBUT BAHWA PAULUS (BULUS)  ADALAH UTUSAN SANG JURU SELAMAT DAN BAHKAN KISAHNYA TERTULIS DALAM  QUR'AN?

Asal usul Al Fatihah


Dalam  liturgi kuno Yahudi, ada sebuah doa pembukaan yang dibuat oleh   orang-orang Israel dan dipakai dalam ibadah mereka. Doa pembukaan itu   dinamakan HA PATCHAH.
Banyak di antara kita yang tidak tahu kalau surat pertama Qur’an, yaitu Al Fatihah, ternyata MENCONTEK doa Yahudi ini. Mari kita lihat persamaannya..

HA PATCHAH
be shem elah ha rahamim (Dalam nama Elohim, yang maha pemurah).
t’hilah  l’eloheinu ribohn ha olamim (Segala pujian bagi Elohim, Tuhan alam  semesta).
ha rahamim (Yang maha pemurah).
melek yom ha din (Raja atas  hari kiamat).
elekha adonay eqara we el adonay et hanan (Kepada-Mu, ya  Tuhan, aku memohon dan kepada Tuhanku aku mencari pertolongan).
heheni  be orach mishor (Pimpinlah kami dalam jalan yang lurus).
alekhet be  derehu we leyareh itto (Cara hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya).
le halak be etsah rishah we la saghah (Bukan oleh  nasihat orang-orang yang terkutuk, atau jalan orang-orang yang  menyimpang).


(Qur’an, Al Fatihah (1) : 1-7)
Dengan menyebut  nama allah yang maha pemurah lagi maha penyayang.
Segala puji bagi  allah, tuhan semesta alam.
Maha pemurah lagi maha penyayang.
Raja  (=maalik) di hari pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan  yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat  kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)  mereka yang sesat.



So, wahai ikhwan dan akhwat, SADARLAH bahwa Qur’an  itu BUKANLAH perkataan Tuhan yang kalian sebut “allah SWT”, karena
ternyata sebuah surat dalam Qur’an adalah CONTEKAN dari  doa yang  DIBUAT  oleh orang-orang YAHUDI yang kalian LUAR BIASA BENCI  itu.