Minggu, 01 September 2013

Diberkati Untuk Menjadi Berkat?


Anda pernah mendengar slogan ini: “Diberkati untuk Menjadi Berkat?” Saya bukan hanya pernah mendengarnya. Saya juga (dulu) sering mengucapkannya: bagi diri saya dan juga bagi orang lain!
Sebenarnya, apa maksud slogan ini? Analisis terhadap makna slogan ini menuntun kita kepada arti ini: “Kita diberkati dengan tujuan supaya hidup kita menjadi berkat.” Kata yang sangat menentukan arti slogan ini adalah kata menjadi. Apa artinya menjadi? Perhatikan contoh ini: Yesus menjadi  manusia, maka artinya: Sebelumnya Yesus bukan manusia, namun sekarang DIA adalah manusia. Jadi menjadi dapat juga disamakan dengan adalah. Dengan kata lain, slogan ini dapat diparafrasekan: “Dulu bukan berkat, sekarang adalahberkat karena sudah diberkati. Perihal kita diberkati membuat kita sekarang adalah berkat”.
Atas dasar apakah slogan ini ditelorkan? Slogan ini digagas berdasarkan banyak bagian Alkitab. Namun bagian yang paling sering dirujuk adalah Kejadian 22:18, “Oleh keturunanmu, semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat….” Perhatikan frasa: oleh keturunanmu (through your offspring). Tidak dikatakan bahwa keturunanmu yang akanmenjadi berkat bagi segala bangsa. Yang dikatakan adalah melalui keturunanmu segala bangsa akan diberkati. Artinya ayat ini menempatkan keturunanmu sebagai alat atau saranaatau saluran berkat itu sampai kepada bangsa-bangsa lain. Keturunanmu tidak dikatakanmenjadi berkat, tetapi alat atau sarana berkat.
Dalam Matius 28:19-20, gagasan di atas diungkapkan dengan kata-kata yang lain. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Berkat apa yang dibawa oleh para murid? Injil Yesus Kristus! Melalui para murid, Injil Yesus Kristus (berkat keselamatan) itu sampai kepada segala bangsa dan menjadikan mereka murid Kristus. Para murid tidak diperintahkan menjadi Injil Yesus Kristus. Mereka adalah pemberita Injil Yesus Kristus. Para murid adalah alat atau sarana yang melaluinya Injil sampai kepada bangsa-bangsa.
Analogi yang sangat jelas mengungkapkan ide tentang alat atau sarana terdapat dalam 2 Korintus 4:7, “Tetapi harta ini, kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami.”
Ada beberapa hal yang dapat dipelajari sebagai evaluasi atas slogan ini berdasarkan ayat di atas. Pertama, Paulus memetaforakan dirinya bersama para rasul sebagai bejana. Dan Injil Yesus Kristus itu diibaratkan seperti harta. Harta itu tersimpan di dalam bejana. Bejana adalah alat penyimpanan harta itu. Paulus tidak mengatakan bahwa bejana itu menjadi“harta ini”. Kedua, Paulus menggunakan metafora bejana tanah liat untuk menekankan bahwa bejana itu sangat rentan dan rapuh. Bejana itu adalah alat penyimpanan harta yang mulia. Namun bejana itu sendiri tidak diberi hak untuk membanggakan diri. Bejana itu harus ingat, ia adalah bejana tanah liat. Bejana tanah liat jangan sampai berpikir untuk menjadiharta yang mulia itu. Ia harus selalu mengingat siapa dan apa  dirinya.
Atas dasar eksplorasi terhadap ayat-ayat di atas, saya percaya bahwa “saya” atau “kita” (orang percaya) bukanlah “berkat” itu. Semua orang percaya sebenarnya hanya dan hanyasaluran atau agen atau alat yang melaluinya Tuhan menyalurkan berkat-Nya. Dan tidak pernah di dalam Alkitab dinyatakan secara tersirat atau tersurat bahwa orang percaya yang adalah agen atau sarana atau alat itu pada waktu yang bersamaan juga adalah berkat itu sendiri.
Jika demikian, adakah sesuatu yang negatif yang dapat tersembul dari slogan “? Ada dan sangat negatif. Mari kita terapkan slogan di atas dalam dua contoh konkret.
Contoh pertama, Kita percaya bahwa berkat terbesar yang kita terima adalah anugerah keselamatan dari dan di dalam Kristus. Kita bukan hanya menerima anugerah itu, melainkan juga diperintahkan untuk membagikan anugerah itu melalui pemberitaan dan kesaksian hidup kita. Gagasan ini kalau diparalelkan dengan slogan di atas, maka akan berbentuk sebagai berikut:
Berkat = Anugerah keselamatan di dalam Kristus
Orang percaya = penerima dan pemberita anugerah keselamatan itu.
Jadi penerapan di atas akan menghasilkan kalimat berikut: “Diselamatkan [beroleh anugerah] untuk menjadi keselamatan [anugerah]”. Arbitrer!
Contoh kedua, kita akan menggunakan metafora Paulus di atas.
Para rasul = bejana tanah liat
Injil Yesus Kristus = harta yang mulia
Penerapan metafora ini pada slogan di atas akan menghasilkan kalimat berikut: “Dijadikan bejana tanah liat untuk menjadi harta harta yang mulia”.
Sekarang Anda bisa melihat, kalau konkretisasi dari slogan ini adalah seperti dalam kedua contoh di atas, maka slogan ini adalah suatu slogan yang bukan hanya tidak biblikal, melainkan juga angkuh dan tidak tahu diri!

TUHAN YESUS Memberkati.

"by DHYN"

Menjawab Keraguan Terhadap Paulus

PERTANYAAN
Paulus adalah penyesat ajaran kekristenan seperti mengajarkan bahwa Taurat sudah tidak berlaku lagi. Ajarannya bertentangan dengan murid-murid Yesus lainnya.

JAWABAN

Sebenarnya Yudaisme & Muslim memiliki pandangan yang sama terhadap Paulus yaitu sama-sama menolak dia sebagai Rasul!, tetapi kalau mengenai Yesus mereka berbeda, Yudaisme menolak Yesus sebagai seorang mesias bahkan menyebut Yesus nabi palsu sedangkan Muslim masih menerima Yesus sebagai seorang nabi tapi menolak keilahiannya.

Tuduhan terhadap Paulus didasarkan pada perbedaan ajaran Paulus dengan ajaran Yesus, Yohanes Pembaptis & Yakobas. Namun jika memperhatikan konteks sejarah jemaat mula-mula, sebenarnya banyak persoalan yang diungkap saat itu menyangkut perbedaan pandangan terhadap orang non Yahudi, apakah harus menjalankan Taurat atau tidak? Persoalan ini kemudian diselesaikan oleh para rasul itu sendiri dalam sidang di Yerusalem (Kis 15).

Kis 15:4 “Setibanya di Yerusalem mereka (Paulus & Barnabas) disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka”.
Mereka disambut oleh para rasul dan setelah mendengar kesaksian Paulus, mereka kemudian berunding dan mengambil keputusan.
Kis 15:7 "Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya".
Kis 15:10-11 "Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Dari perkataan Petrus ini sangat jelas ia menyatakan bahwa keselamatan didapat melalui kasih karunia Tuhan Yesus. Dan ini sejalan dengan pengajaran Paulus tentang keselamatan hanya oleh kasih karunia Yesus.
Ef 2:8 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah".
Rasul Yohanes menuliskan pengajaran Yesus bahwa keselamatan didapat melalui percaya kepadaNya. 
Yoh 3:18 "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah"
Selanjutnya mengenai Taurat, Petrus menekankan bahwa orang non Yahudi (gentiles) tidak harus dibebankan untuk menjalankan aturan taurat (kuk). Hal ini sejalan dengan pengajaran Paulus tentang Taurat. 
Gal 3:24 "Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman".
Yakobus pun berbicara dalam sidang itu yang intinya selaras dgn Petrus & Paulus. 
Kis 15:19 "Sebab itu aku (Yakobus) berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan (menjalankan Taurat) bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah"
Dari sidang Yerusalem ini, kita bisa mendapatkan beberapa hal bahwa Paulus tidaklah bertentangan dengan para rasul lainnya! Ajaran Paulus secara prinsip selaras dengan ajaran para rasul (Petrus, Yakobus dll). Walaupun dalam surat-surat Paulus ada hal-hal yang agak sulit dipahami, namun Tuhan memakai dia karena latarbelakangnya sebagai sarjana Yahudi murid Gamaliel. Tidak heran dia bisa bersoal jawab dgn para filsuf di Athena. Petrus sendiri mengakui hal ini.
2 Pet 3:15-16 "Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain"

Point terakhir yang cukup penting, yaitu dari kehidupan Paulus itu sendiri
2 Kor 11:24-26 "Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu"
Apakah mungkin Paulus menjalankan misinya dengan dasar kebohongan? Jelas tidak mungkin! karena tidak ada orang yang mau mati untuk suatu kebohongan. Dan seperti murid-murid lainnya yg mati sahid kecuali Yohanes. Mereka semua melakukannya karena iman yang teguh kepada Yesus yang telah bangkit!

IMMANUEL

Blog Apologia Kristen.