Minggu, 26 Mei 2013

" INJIL BARNABAS "

SUATU KESAKSIAN
PALSU
Satu Pertanyaan: Mengapa
Orang Kristen Tidak
Mengenal Injil Barnabas?

Iskandar Jadeed.

1 PENDAHULUAN.............................2
2 PANDANGAN PARA SARJANA...2
3 PENGARANGNYA: SEORANG
KRISTEN YANG BERALIH
MEMELUK AGAMA ISLAM..............4
4 SANGAT BERTENTANGAN
DENGAN INJIL KUDUS..................... 5
5 INJIL BARNABAS ADALAH
KESAKSIAN PALSU TERHADAP AL
QUR'AN.................................................7
6 Bahan Kajian Injil Barnabas Suatu
Kesaksian Palsu..................................... 9



1. PENDAHULUAN
Sudah ditetapkan bahwa kitab yang
dikenal sebagai "Injil" Barnabas sama
sekali tidak berkaitan dengan kekristenan.
Karena kitab itu adalah satu kesaksian
palsu tentang Injil kudus dan merupakan
satu upaya untuk menyatakan hal-hal yang
sangat keliru tentang agama Kristen.
Dalam banyak hal kitab ini disamakan
dengan bentuk Al Qur'an yang ditulis oleh
Museilma, si pendusta, atau yang dikarang
oleh Al-Fadhl bin Rabi'. Kitab yang
dikaitkan dengan Barnabas ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh
Dr. Khalil Sa'adah, dari salinan dalam
bahasa Inggris pada tahun 1907 untuk
memenuhi permintaan Sayyid Muhammad
Rashid Ridha, seorang pendiri majalah
Manar.
Hal mana ditolak sepenuhnya oleh
orang-orang Kristen karena terjemahan itu
merupakan satu pemalsuan naskah.
Mereka yang menerimanya adalah suatu
sekte orang Muslim. Mereka berbuat
demikian dengan alasan yang sangat
sederhana karena bagian-bagian kitab itu
menyokong pernyataan bahwa Al-Masih
tidak disalibkan, tetapi kemiripan-Nya
jatuh pada Yudas yang disalibkan
menggantikan Dia.


2. PANDANGAN PARA SARJANA.

Sarjana-sarjana yang meneliti dengan
cermat tentang pokok ini secara bulat
berpendapat bahwa buku ini, yang
dikaitkan dengan Barnabas, tidak pernah
ada sebelum abad ke 15. Hal ini muncul
hampir 1.500 tahun sesudah kematian
Barnabas. Seandainya buku ini dapat
digunakan pada periode tersebut, maka
sarjana-sarjana Muslim seperti Al-Tabari,
Al-Baidhawi, dan Ibn Kathir tentunya
tidak akan terpecah-pecah dalam
pandangan mereka tentang akhir
kehidupan Al-Masih, dan tentang
pengenalan secara pribadi akan seseorang
yang dikatakan telah disalibkan
menggantikan Dia.
Jika kita hubungkan dengan tulisan-tulisan
Muslim seperti "Golden Pastures"
(Penggembalaan Emas) oleh Al-Mas'udi,
"The Beginning and the End" (Yang Awal
dan Yang Akhir), oleh Imam
'Imad-ud-Din, dan "Ibrizi's Version"
(Versi Ibrizi) oleh Ahmad Al-Magrizi, kita
dapat mencatat bahwa sarjana-sarjana
yang terpandang ini menyatakan dalam
karya-karya tulisan mereka, bahwa Injil
orang Kristen yang ditulis oleh keempat
penulis Injil, yakni Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes. Al-Mas'udi menulis,
"Kami telah menyebutkan nama-nama
kedua belas dan ketujuh puluh
murid-murid Al-Masih, tentang
penyebaran mereka di seluruh negeri, dan
berita-berita lain meliputi pekerjaan dan
tempat penguburan mereka. Penulis
keempat Injil termasuk Yohanes dan
Matius ada diantara kedua belas orang itu,
sedangkan Lukas dan Markus ada diantara
kelompok tujuh puluh" (Al-Tanbih wal
Isharaf, halaman 136).
Kalau kita melihat pada naskah-naskah
kuno dari Alkitab, jauh ke belakang pada
masa sebelum Islam dan masa di mana Al
Qur'an menunjukkan dan menyaksikan
kebenarannya, maka kita tidak akan temui
apa yang disebut Injil yang dihubungkan
dengan Barnabas. Dan juga tidak
disebutkan dalam daftar isi dari kitab-kitab
yang membentuk Alkitab sebagaimana
yang disiapkan oleh pemimpin-pemimpin
gereja.
Suatu penelitian sejarah menunjukkan
bahwa naskah asli dari Injil palsu ini
muncul untuk pertama kali pada tahun
1709 dalam barang Craemer, seorang
Penasehat Raja Prusia. Naskah ini diambil
dari padanya dan disimpan di
Perpustakaan Wina pada tahun 1738.
Semua sarjana yang menelitinya mencatat
bahwa sampul buku ini terbuat dalam gaya
Timur karena itu mempunyai catatan
pinggir dalam bahasa Arab. Dari pengujian
kertas dan tinta yang digunakan, nampak
bahwa itu ditulis pada abad ke 15 atau ke
16.
Sarjana Inggeris, Dr. Sale, mengatakan
bahwa ia menemukan buku ini dalam
bahasa Spanyol yang ditulis oleh seorang
Ukraina bernama Mustafa Al 'Arandi,
yang mengklaim telah menterjemahkannya
dari bahasa Itali. Dalam pendahuluan dari
salinan ini dinyatakan bahwa seorang
biarawan bernama Marino, yang dekat
dengan Paus Sixtus V, mengunjungi
perpustakaan Paus pada satu hari di tahun
1585, dan menemukan sebuah surat dari
St. Irenaeus yang mengeritik rasul Paulus
dan mendasarkan kritikannya itu pada Injil
Barnabas. Setelah itu Marino berkeinginan
kuat untuk menemukan Injil itu.
Suatu hari ia berjumpa dengan Paus Sixtus
V dalam perpustakaan kepausan, dan
ketika mereka berbincang-bincang, Paus
tertidur. Biarawan ini menggunakan
kesempatan tersebut, ia mencari buku itu
dan menemukannya, ia
menyembunyikannya dalam salah satu
lengan bajunya. Ia berada di sana sampai
Paus terbangun, baru ia meninggalkan
tempat itu, dengan membawa buku
tersebut. Walaupun begitu, setiap orang
yang membaca tulisan St. Irenaeus ini
tidak akan menemui petunjuk-petunjuk
menyangkut Injil Barnabas dan juga tidak
ada kritikan dalam bentuk apapun yang
ditujukan kepada Rasul Paulus.
Memang ada satu fakta yang dapat
diketahui oleh setiap orang. Ada dituliskan
dalam Kisah Para Rasul bahwa Barnabas
sendiri bersama-sama dengan Paulus
selama Paulus memberitakan Injil di
Yerusalem, Antiokia, Ikonium, Listera dan
Derbe. Barnabas juga memberitakan Injil
bersama keponakannya di pulau Siprus. Ini
menyatakan bahwa Barnabas adalah
seorang yang percaya pada Injil salib yang
diberitakan oleh Paulus, Markus dan
Rasul-Rasul lainnya dan dapat
disingkatkan dalam satu kalimat pendek:
Al-Masih telah mati di kayu salib sebagai
satu korban penebusan bagi dosa-dosa
dunia dan bangkit kembali pada hari yang
ketiga untuk pembenaran bagi setiap orang
yang percaya. Karena Injil Barnabas
menyangkali akan dasar kenyataan ini,
maka buktinya pun sudah jelas bahwa
kitab tersebut adalah satu pemalsuan
Beberapa sarjana beranggapan bahwa
penulis Injil Barnabas ini adalah biarawan
Marino sendiri, sesudah ia memeluk
agama Islam dan dinamakan Musatafa
Al-'Arandi. Sarjana-sarjana lainnya
cenderung percaya bahwa versi Italia ini
bukan copy yang pertama karena
diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai
yang asli. Karena setiap orang yang
membaca injil yang diduga sebagai Injil
Barnabas dapat menyadari bahwa
penulisnya memiliki satu pengetahuan Al
Qur'an yang luas dan hampir seluruh
isinya merupakan terjemahan secara
hurufiah dari ayat-ayat Al Qur'an.
Satu-satunya di antara yang pertama
memeluk pandangan ini adalah Dr. White,
di tahun 1784.


3. PENGARANGNYA:
SEORANG KRISTEN YANG
BERALIH MEMELUK AGAMA
ISLAM.

Apapun pandangan-pandangan para
sarjana nantinya, yang pasti adalah bahwa
buku ini mengkaitkan sejarah Al-Masih
dalam suatu bentuk yang selaras dengan isi
Al Qur'an dan bertentangan dengan isi
Injil. Hal ini menuntun kita untuk
meyakini, bahwa penulisnya adalah
seorang Kristen yang kemudian memeluk
agama Islam. Seperti yang kita lihat dalam
beberapa contoh berikut ini, di mana
terdapat suatu petunjuk yang
melebih-lebihkan Muhammad di atas
Al-Masih. Dituliskan bahwa Al-Masih
berkata, "Dan ketika Aku telah paham
kepadanya, jiwaku telah dipenuhi dengan
penghiburan sembari berkata, 'Oh
Muhammad, semoga Allah beserta
engkau, dan mudah-mudahan Dia
menjadikan Aku layak untuk membuka
tali sepatumu karena mencapai ini, Aku
akan menjadi seorang Nabi Besar dan
orang kudus utusan Allah' " (Injil
Barnabas 44 alinea 30-31). Juga dikatakan,
"Dan Al-Masih berkata, walaupun Aku
tidak layak membuka ikatan tali (sepatu)
nya, Aku telah menerima anugerah dan
karunia (Injil Barnabas 97 alinea 10).
Buku ini berisikan ungkapan-ungkapan
yang cocok dengan tulisan-tulisan Muslim
kuno. "Al-Masih menjawab, 'Nama dari
Messiah itu adalah 'Terpuji', karena Allah
sendiri memberinya nama itu, ketika Dia
menciptakan roh-Nya, dan
menempatkannya dalam sebuah kemuliaan
surgawi. Dan bersabda, 'Tunggulah
Muhammad, karena demi engkau, Aku
berkehendak menciptakan surga, dan dunia
dan semua makhluk, yang aku serahkan
kepadamu, sehingga siapa pun yang
memberkati akan diberkati, dan siapa saja
yang mengutuki engkau, akan dilaknat.
Apabila Aku mengutus engkau ke dunia
itu, Aku akan jadikan engkau sebagai
PesuruhKu untuk keselamatan, dan
perkataanmu akan benar, langit dan bumi
akan hancur musnah namun
kepercayaanmu (agamamu) tak akan
pernah musnah. 'Muhammad, datanglah
cepat-cepat untuk keselamatan dunia" (79
alinea 14-18).
"Dan ketika Adam bangun dan berdiri ia
suatu tulisan surya, yang berbunyi, 'Hanya
adalah Allah Maha Esa, dan Muhammad
adalah pesuruh Allah Dalam pada itu
Adam membuka mulutnya dan berkata,
'Aku berterima kasih padaMu, O Allah
Tuhanku, bahwa Engkau telah sudi
menciptakan daku, akan tetapi ceritakan
kepadaku, aku mohon kepada Engkau, apa
maksud amanat dari kata-kata ini,
'Muhammad adalah Pesuruh Allah'". Allah
menjawab: "Selamat datang, hambaKu
Adam. Sesungguhnya Aku berkata
padamu bahwa engkau adalah ciptaanKu
yang pertama dari semua mahluk. Hal
yang kamu lihat ini adalah anakmu yang
datang kedunia kelak. Dia akan menjadi
pesuruhKu yang mana telah Aku ciptakan
baginya. Kalau ia datang, ia akan memberi
terang kepada dunia, yang mana jiwanya
telah ada di surga 6.000 tahun sebelum aku
menciptakan semua. Adam menjawab: Oh,
Tuhan berikanlah tulisan ini pada kuku
jariku, dan Allah menuliskan tulisan pada
jempol kanan Adam. Tiada illah lain
kecuali Allah dan pada jempol kiri
Muhammad adalah pesuruh Allah
(39:14-26).
"Allah mengundurkan diri, dan malaikat
Mikhail mengusir mereka keluar dari
taman firdaus. Ketika Adam menoleh ke
belakang ia melihat tulisan dilantai. Tiada
illah lain, selain Allah dan Muhammad
adalah pesuruh Allah. Oleh sebab itu ia
menangis dan berkata, semoga hal ini
menjadi keridhaan Allah, Muhammad
datanglah segera selamatkan kami dari
kesengsaraan" (41 alinea 29-31).
Pernyataan-pernyataan ini lebih sejalan
baik dalam kata-kata maupun rohnya
dengan tulisan-tulisan Muslim kuno,
seperti "Al-Ithafat Al-Saniyya bil Ahadith
Al-Qudusiyyah" dan "Al-Anwar
Al-Muhammaddiyyah minal Mawahib
Al-Laduniyyah" dan "Al Isra Mu'jiza
Kubra, "dan lain-lainnya.


4. SANGAT BERTENTANGAN
DENGAN INJIL KUDUS.

Tak terbilang banyaknya bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa penulis Injil
Barnabas ini tidak ada hubungannya sama
sekali dengan para rasul Al-Masih, atau
murid-murid-Nya yang menuliskan kitab
mereka di bawah ilham Roh Kudus.
Berikut ini beberapa bukti tentang hal itu.
Bukti pertama adalah ketidak-tahuan
penulisnya tentang ilmu bumi Palestina
dan negara tempat terjadinya kisah-kisah
yang bersifat agama ini. Dia berkata,
"Al-Masih pergi ke laut Gelilea, dan naik
ke dalam sebuah perahu berlayar ke
kotanya Nazareth; dalam pada itu terjadi
suatu topan di laut, sampai akhirnya
perahu itu hampir tenggelam" (20 alinea
1-2). Sudah sama diketahui dengan baik
bahwa Nazareth terletak di atas bukit di
Gelilea dan bukan sebuah kota di pesisir
pantai, seperti yang dikatakan penulis ini.
Di bagian lainnya dia berkata, "Ingatlah
bahwa Allah-telah mentaqdirkan untuk
menghancurkan Nineveh, karena Dia tiada
menjumpai seorang pun yang takut kepada
Allah. Allah telah memanggil Nabi Yunus
dan mengutusnya ke kota itu, tetapi dia
telah melarikan diri ke Tarsus karena takut
kepada penduduk itu, oleh sebab itu Allah
menyebabkan dia dilemparkan ke dalam
laut, lalu di telan oleh seekor ikan dan
dilontarkan keluar dekat Nineveh" (63
alinea 4-7). Sudah diketemukan dengan
baik bahwa kota Nineveh ini adalah ibu
kota dari Kerajaan Asyur dan didirikan di
atas jalur sebelah timur sungai Tigris, di
atas satu pintu keluar (gerbang) yang
dikenal dengan nama Al-Khirs. Sebab itu
kota ini tidak terletak di daerah Timur
Tengah, seperti yang dilaporkan penulis.
Kedua, ketidak-pahaman penulis tentang
sejarah kehidupan Al-Masih. Pada pasal
ketiga dari Injil yang palsu ini, ada tertulis,
"ketika Al-Masih lahir , Pilatus adalah
Gubernur, sedangkan jabatan kepala
agama dipegang oleh Annanias dan
Caiphas" (3 alinea 2). Hal ini sama sekali
tidak benar, karena Pilatus menjadi
Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi
Sedangkan Annanias menjabat sebagai
kepala agama pada tahun 6 Masehi dan
Caiphas dari tahun 8-36 Masehi. Dalam
pasal 142 dituliskan bahwa Messiah tidak
akan datang dari keturunan Daud tetapi
dari keturunan Ismail, dan bahwa
Perjanjian itu diberikan kepada Ismail dan
bukan kepada Ishaq (124:14). Ini
merupakan kesalahan yang besar karena
setiap orang yang membaca silsilah
Al-Masih dalam Injil yang sejati (benar)
akan melihat bahwa silsilah itu, menurut
daging, Dia berasal dari keturunan Daud,
dari suku Yehuda.
Ketiga, pengarangnya memasukkan
kisah-kisah yang sama sekali tidak berakar
pada agama Kristen. Kutipan-kutipan
berikut ini merupakan contoh dari
kisah-kisah tersebut. "Lalu firman Allah
kepada pengikut setan, 'Bertobatlah kamu
dan bersyahadatlah kepada Aku karena
Allah, Pencipta kalian.' Mereka menjawab,
'Kami telah berpaling dari melaksanakan
sujud kepada Engkau, karena Engkau tidak
adil; hanya Satan adalah adil dan tak
berdosa dan dia adalah Tuhan kami.
'..Kemudian Satan, sambil pergi telah
meludah pada tanah bumi itu, dan
Malaikat Jibril mengangkatkan ludah itu
beserta sedikit tanah, sehingga sekarang
manusia mempunyai pusat pada perutnya"
(35 alinea 25-27).
"Al-Masih membalas, "Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu, Aku telah kasihan
kepada syaithan, ketika Aku tahu tentang
kejatuhannya; dan Aku kasihan kepada
manusia yang digodanya kepada dosa.
Karena itu Aku telah berdoa dan puasa
kepada Allah kita yang berbicara
kepadaKu dengan perantaraan
MalaikatNya Jibril, "apakah tuntutan
engkau O Al-Masih, dan apakah
permohonan Engkau?" Aku menjawab
Allah, Engkau mengetahui tentang dosa
yang disebabkan syaithan dan lewat
godaan-godaannya yang banyak yang
binasa, dia adalah ciptaanMu karena itu
Aku mohon ampunilah mereka. Ya Tuhan
Allah menjawab, 'Al-Masih perhatikanlah,
Aku mau mengampuni dia, hanya kalau
dia berkata, Allah Tuhanku, aku telah
berdosa, berilah ampunan kepadaku, dan
Aku akan mengampuni dia dan
mengembalikannya kepada kedudukannya
semula. Kata Al-Masih, ketika aku
mendengar ini, aku sangat gembira
percayalah bahwa aku telah membuat
perdamaian ini. Karena itu aku memanggil
syaithan, dan dia bertanya "Apa yang
harus aku perbuat untukmu, O Al-Masih?
Aku menjawab, 'Engkau akan
melakukannya untuk dirimu sendiri, O
syaithan, karena aku tidak senang terhadap
perbuatanmu, tetapi untuk kebaikanmu
telah aku panggil engkau. 'Syaithan
membalas, 'Jika kamu tidak berkeinginan
kepada bantuanku aku juga tidak
menginginkan bantuanmu; karena aku
lebih mulia dari pada kamu, kamu tidak
layak untuk melayani aku, kamu adalah
dari debu sedangkan aku adalah roh" ( 51
alinea 4-20).
Tidak ada orang yang berpikiran sehat
dapat percaya bahwa kisah tahyul ini
berasal dari Injil yang diilhami Allah.
Pertama, karena Allah tidak berkenan
kepada syaithan ketika syaithan jatuh dan
dibuang dari hadiratNya. Hal ini juga tidak
sejalan dengan kesucian Allah yang illahi
itu untuk membicarakan perdamaian
dengan syaithan. Kedua, sejak mulanya
Al-Masih telah masuk dalam peperangan
dengan sikap tak pernah mengalah dengan
syaithan. Alkitab berkata, "Barangsiapa
yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis
(syaithan), sebab Iblis berbuat dosa dari
mulanya. Untuk inilah Anak Allah
menyatakan diriNya supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis
itu" (I Yohanes 3:8).Ketiga, dalam
peperangannya dengan Al-Masih, syaithan
tidak berani berkata bahwa dia lebih hebat
dari Al-Masih. Sebaliknya, di
tengah-tengah orang banyak di Kapernaum
ketika ia diperintahkan untuk keluar dari
seseorang, dengan suara keras ia berseru,
"Hai Engkau, Al-Masih orang Nazaret, apa
urusanMu dengan kami? Engkau datang
hendak membinasakan kami? Aku tahu
siapa Engkau; Yang Kudus dari Allah"
(Lukas 4:34).
Dengan demikian sudah ada satu kepastian
yang mutlak bahwa penulis Injil Barnabas
ini adalah seorang Muslim. Setiap orang
yang membaca Injil Barnabas ini dengan
teliti akan menemukan banyak sekali
ajaran-ajaran Islam di dalamnya. Pertama,
kitab ini berisikan suatu kisah keserupaan
dengan Al-Masih. Pada pasal 112
dikatakan. "Ketahuilah, O Barnabas,
bukan karena inilah aku harus berhati-hati
salah seorang muridku akan mengkhianati
aku dengan 30 keping perak untuk
selanjutnya aku yakin bahwa orang yang
akan menjual aku akan terbunuh dengan
namaku, karena Allah akan mengangkat
aku dari ini, dan akan mengubah rupa
pengkhianat itu sedemikian rupa sehingga
setiap orang akan percaya dia apabila dia
mati dia akan alami suatu kematian yang
buruk, aku akan tetap dalam noda
beberapa lama waktu di dalam dunia ini.
Akan tetapi apabila Muhammad Pesuruh
suci Allah itu, datang nama buruk itu akan
diangkatkan" (112 alinea 13-17). Kisah ini
cocok sekali dengan pengajaran Islam
pada abad pertengahan. Kedua, ada satu
pendapat yang kuat bahwa Alkitab telah
diselewengkan. Dalam pasal l12
dikutipkan seolah-olah Al-Masih sedang
berkata, "Sesungguhnya aku berkata
kepadamu, bahwa sekiranya kebenaran itu
belum dihapuskan dari kitab Musa, Allah
tak kan memberikan kepada Daud bapak
kita, Kitab yang kedua. Dan jikalau kitab
Daud itu belum dicemarkan, Allah tidak
akan menyerahkan Injil kepadaku,
mengingat bahwa Allah Tuhan kita tidak
berubah-ubah, berbicara satu amanah
untuk seluruh manusia. Oleh sebab itu
bilamana Pesuruh Allah itu akan datang,
dia akan datang untuk memurnikan
kembali hal-hal yang telah mencemarkan
Kitabku yang telah dilakukan oleh
orang-orang tak beriman" (124 alinea
8-10).
Pernyataan ini merupakan satu hujatan
terhadap keabsahan Alkitab, dan tidak
mungkin berasal dari Al-Masih, yang
berfirman, "Langit dan bumi akan berlalu,
tetapi perkataanKu tidak akan berlalu"
(Matius 24:35).


5. INJIL BARNABAS ADALAH
KESAKSIAN PALSU
TERHADAP AL QUR'AN.

Dari mulanya sudah saya tegaskan bahwa
kitab yang dihubungkan dengan Barnabas
adalah satu kesaksian palsu terhadap Injil
karena keseluruhan isinya bertentangan
dengan Injil. Dibawah ini saya
ketengahkan beberapa bagian yang
terdapat dalam Injil yang palsu itu, yang
juga pada gilirannya merupakan satu
kesaksian palsu terhadap Al Qur'an:

1. Maka Yusuf berangkat dari Nazareth,
suatu kota di daerah Galelee, dengan
Maryam isterinya yang sedang hamil,
.... agar dia dapat mendaftarkan nama
sesuai dekrit Caesar. Setelah Yusuf
sampai di Bethlehem, karena kotanya
kecil, dan sejumlah besar mereka
merasa asing di sana, dia tiada
menemukan tempat, oleh karena itu ia
mengambil penginapan di luar kota
pada sebuah pemondokan yang dibuat
untuk tempat berteduh penggembala.
Sementara Yusuf bertempat tinggal di
sana, genaplah waktunya bagi Maryam
untuk melahirkan. Perawan itu
dikelilingi oleh cahaya terang yang
luar biasa, seraya melahirkan
puteranya tanpa sakit" (3 alinea 5-10).
Sedangkan isi Al Qur'an membenarkan
bahwa Maryam merasakan kesakitan
melahirkan seperti wanita lain
umumnya, karena dikatakan:
"Kemudian Maryam mengandungnya,
lalu ia berpindah ke tempat yang jauh.
Lalu ia berlindung ke pohon korma,
karena sakit melahirkan anak, ia
berkata: 'Aduhai kiranya, matilah aku
sebelum ini dan adalah aku lupa yang
dilupakan'" (Surat Maryam 22-23).

2. "Celaka kepada dunia ini, karena hal
itu pasti akan mengalami siksaan
abadi. Oh umat manusia bedebah,
karena Allah telah memilih kamu
sebagai seorang anak, dan
menempatkan engkau di firdaus, dalam
pada itu engkau, O orang celaka oleh
gerakan syaithan telah termasuk ke
dalam hal yang tidak diridhai Allah
dan telah terlontar keluar jannah.."
(102 alinea 18-19). Sedangkan Al
Qur'an memandang kepercayaan
kepada ke-bapa-an Allah sebagai satu
penghujatan, dan layak mendapatkan
hukuman dalam neraka. Ia
menyuarakan sebagai peringatan
kepada "orang-orang yang
mengatakan: Allah itu mempunyai
anak" (Surat Al-Kahfi 4-5).

3. "Hendaklah seorang lelaki puas dengan
seorang wanita yang dikaruniakan
Allah baginya dan hendaklah dia
melupakan wanita lainnya (116.18)".
Sedangkan Al Qur'an mengajarkan
poligami (dapat beristeri lebih dari satu
orang) dengan berkata, "kawinilah
bagimu perempuan-perempuan yang
baik bagimu, berdua, bertiga atau
berempat orang. Tetapi jika kamu
takut, bahwa tiada akan berlaku adil
maka kawinilah seorang saja," (Surat
Al-Nisa' 3).

4. Ketika "Allah menciptakan manusia
dengan kebebasan agar dia boleh
mengetahui bahwa Allah tidak
membutuhkan manusia, sama seperti
seorang Raja yang kebebasan kepada
hamba-hambaNya untuk menunjukkan
kemurahanNya supaya
hamba-hambaNya lebih mencintaiNya
maha kuasaanNya, ...." (155 alinea 13).
Hal ini bertentangan dengan Al Qur'an
yang mengatakan: "Tiap-tiap manusia
Kami ikatkan usahanya (amalnya)
masing-masing kedudukanya" (Surat
Al-Isra' 13). Tafsir Al-Jalalayn, dengan
mengutip Muhajid sebagai sumber
pendukung, menjelaskan ayat ini
demikian: "Tidak seorangpun yang di
lahirkan tanpa selembar kertas yang
diikatkan pada lehernya dan
bertuliskan apakah ia susah atau
bahagia."

5. "Kemudian Pesuruh Allah itu akan
berkata, O Allah, ada diantara
orang-orang yang beriman yang telah
berada dalam neraka 70.000 tahun. O
Allah, dimana gerangan ampunan
Engkau? Hamba mohon kepada
Engkau, Allah, untuk membebaskan
mereka dari azab-azab pedih itu. Lalu
Allah memerintahkan 4 Malaikat
kesayangan Allah supaya mereka pergi
ke neraka dan mengeluarkan setiap
orang yang telah menganut aqidah
Pesuruh-Nya dan memimpin ke dalam
surga" (137 alinea 1-4). Ayat ini
bertentangan dengan Al Qur'an yang
sama sekali menyangkal akan
permohonan ampun, karena dikatakan:
"Sesungguhnya Allah mengutuki
orang-orang yang kafir dan
menyediakan untuk mereka api yang
bernyala-nyala (neraka). Sedang
mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya, mereka tiada
memperoleh wali dan tiada pula
penolong" (Surat Al- Ahzab 64-65).

6. "Al-Masih mengaku dan mengatakan
kebenaran, 'Aku bukan Messiah itu'.
Mereka berkata, 'Apakah kamu Eliyah
atau Yeremiah, atau salah seorang di
antara Nabi-nabi dulu?' Al-Masih
menjawab, 'Tidak.' Lalu kata mereka,
'Siapakah kamu? Katakanlah supaya
kami boleh memberikan kesaksian
kepada orang yang diutus kepada
kami?' Al-Masih berkata, 'Aku adalah
suatu suara yang berseru melalui
seluruh Yudea, dan berteriak,
'Persiapkan olehmu jalan untuk
Pesuruh Allah itu'" (42 alinea 5:11). Al
Qur'an berkata: "(Ingatlah) ketika
malaikat berkata, 'Ya, Maryam,
sesungguhnya Allah memberi kabar
gembira kepada engkau dengan
kalimat dari pada-Nya (yakni seorang
anak), namanya Almasih 'Isa anak
Maryam, yang mempunyai kebesaran
di dunia dan akhirat dan termasuk
orang-orang yang dekat kepada Tuhan"
(A.Surat Ali Imran 45). Masih adakah,
dalam kenyataannya, satu kesaksian
palsu yang menentang Injil dan Al
Qur'an dari pada Injil Barnabas ini?
Masihkah ada seorang Muslim yang
mempercayai pemalsuan ini bahwa
Mesias itu adalah Muhammad anak
Abdullah dan bukan Al-Masih anak
Maryam?

BERBAHAGIALAH ORANG YANG
LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN
KARENA MEREKA AKAN
DIPUASKAN. Mat 5: 6


6. Bahan Kajian Injil Barnabas
Suatu Kesaksian Palsu.

Saudara yang budiman, kalau Anda sudah
membaca buku ini, pasti Anda bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
ini.
1. Bagaimana pendapat para sarjana
setelah meneliti dengan cermat
mengenai adanya Injil Barnabas?
2. Sejak kapan muncul Injil, Barnabas
itu?
3. Apa bukti yang menguatkan bahwa
Injil Barnabas baru ada sesudah abad
ke 15?
4. Menurut penelitian sejarah di mana
pertama kali naskah asli Injil Barnabas
ditemukan?
5. Bagaimana pandangan Dr. White
tentang penulis Injil Barnabas?
Jelaskan! ?
6. Siapakah sebenarnya pengarang Injil
Barnabas itu?
7. Berikan beberapa contoh yang
membuktikan bahwa Injil Barnabas
ditulis oleh seorang yang memeluk
agama Islam?
8. Jika diteliti dengan cermat
pernyataan-pernyataan dalam Injil
Barnabas, maka sampai pada
kesimpulan bahwa isinya lebih sejalan
dengan tulisan-tulisan mana?
9. Apakah ada hubungan penulis Injil



JESUS BLESSED.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar