Jumat, 08 Februari 2013

" Matius 9:9-13 "


Matius 9:9-13
9:9. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang
bernama Matius duduk di
rumah cukai, lalu Ia berkata
kepadanya: "Ikutlah Aku."
Maka berdirilah Matius lalu
mengikut Dia.
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius,
datanglah banyak pemungut
cukai dan orang berdosa dan
makan bersama-sama dengan
Dia dan murid-murid-Nya.
9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu
makan bersama-sama dengan
pemungut cukai dan orang
berdosa?"
9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini:
Yang Kukehendaki ialah
belas kasihan dan bukan
persembahan, karena Aku
datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Matius adalah seorang
pemungut cukai, yang bertugas
di perbatasan tidak jauh dari
Kapernaum pada jaman
kekuasaan Herodes Antipas.
Bagi orang Yahudi, pekerjaan pemungut cukai adalah pekerjaan yang sangat hina.

Setelah pertobatannya, Matius
mengadakan pesta dengan
Yesus sebagai Tamu utamanya.
Pesta ini bukan sekedar jamuan
biasa, melainkan bertujuan
agar Yesus dapat sekalian menginjili teman-teman
Matius, sesama pemungut
cukai. Seperti Matius,
seringkali orang-orang yang
baru bertobat dan mengenal
kasih Tuhan, adalah orang- orang yang paling efektif
untuk menjangkau orang-orang
yang belum percaya. Hal ini
mengingatkan kita yang sudah
lama mengikut Tuhan untuk
tidak menutup diri dan tetap bergaul dengan teman-teman
yang bukan Kristen karena
untuk itulah kita dipanggil –
untuk membawa jiwa baru bagi
Kristus. Bagi orang yang baru
menjadi orang Kristen, ini adalah waktu yang ideal bagi
kita untuk membawa teman-
teman non-Kristen kita
mendengar dan mengerti Injil
yang sejati.

Tindakan Matius dalam
mengundang Yesus untuk
memberitakan Injil kepada
teman-temannya menemui
kesulitan.” Ketika Yesus duduk
makan bersama orang berdosa dan pemungut cukai
sesungguhnya menunjukkan
suatu intimacy – Kristus
mengidentifikasikan diri-Nya
dengan orang-orang berdosa.
Untuk itulah Yesus datang. Namun orang Farisi yang
melihat hal itu berkata kepada
murid-murid Yesus: “Mengapa
gurumu makan bersam-sama
dengan pemungut cukai dan
orang berdosa?” Sikap Yesus itu betul-betul telah menjadi
batu sandungan bagi orang
Farisi.

Jawaban Yesus terhadap
pertanyaan orang Faris di ayat
12-13 sekaligus juga
merupakan inti pertentangan-
Nya dengan mereka. Bukan
berarti orang Farisi adalah orang yang sehat dan benar
tetapi mereka menganggap diri
sehat dan benar! Alkitab
mengatakan tidak ada
seorangpun yang benar, semua
orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Namun orang berdosa ini
seringkali merasa diri sehat,
benar dan tidak perlu
pengampunan dari Tuhan,
seorang yang self-righteous.

Tuhan sesungguhnya
memanggil orang-orang yang
sadar akan keadaan yang
sebenarnya. Sadar bahwa
dirinya disqualified, terbuang, berdosa, sakit. Orang yang
boleh datang kepada Tuhan
adalah orang-orang yang sadar
bahwa dirinya disqualified,
bukan qualified.

Beberapa aplikasi praktis yang boleh kita pikirkan:

1. Sebagai anak-anak Tuhan,
kita perlu dan harus sadar
bahwa kita adalah orang yang
tidak lebih baik dari orang lain.
Kadang-kadang orang-orang
di luar kekristenan menganggap orang-orang
Kristen merasa diri lebih baik
dan lebih suci. Padahal
Kekristenan sejati tidaklah
demikian. Orang Kristen sejati
justru adalah orang yang sadar bahwa dia adalah orang sakit
yang memerlukan Tabib yang
agung yang menyembuhkan;
tidak ada obat ataupun dokter
lain yang dapat
menyembuhkan sakit yang bersifat rohani ini. Kita perlu
Kristus. Karena itu perkataan
Yesus “Aku datang bukan
untuk memanggil orang benar
melainkan orang berdosa”,
membuat kita bersyukur dan bersukacita, membuat kita
dilegakan hatinya, bukan
menjadi batu sandungan.

2. Sikap kita terhadap orang
lain. Ketika kita sadar kita
tidak lebih baik dari orang-
orang lain, maka kita tidak
akan pernah menghina atau
merendahkan orang lain, terutama mereka yang belum
mengenal Tuhan, yang belum
percaya kepada Kristus. Sikap
kita seharusnya seperti “poor
beggar telling another poor
beggar where to find bread”. Itulah salah satu definisi
penginjilan. Tetapi pada sisi
lain kita juga perlu sadar
bahwa ada dosa yang
menguasai. Ada orang-orang
yang menganggap diri cukup benar dan sehat sehingga tidak
memerlukan Juruselamat dan
Tabib Yang Ajaib. Kita juga
perlu siap untuk
menghancurkan sikap yang
melawan Tuhan.

3. Bagi orang-orang yang
sebenarnya rindu ikut Tuhan
tetapi rasa diri tidak layak, rasa
diri berdosa, bagian ini sungguh
merupakan kabar baik. Ada
sebagian orang yang mungkin tidak mau ke gereja karena
merasa diri berdosa, rasa diri
malu bertemu Tuhan.
Sesungguhnya bagian ini
memberikan pengharapan yang
besar. Ketika kita sadar tidak layak, sadar tidak dapat
berhadapan dengan Tuhan,
sadar kita seperti tidak bisa lagi
berdoa karena ada dosa, maka
sesungguhnya untuk orang-
orang yang seperti itulah Kristus sudah datang, mati, dan
bangkit. Tidak ada dosa yang
terlalu besar yang tidak bisa
diampuni oleh Kristus.

IMMANUEL
JESUS BLESSING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar