YESUS Berjalan Diatas Air
MATIUS 14:25-33
Waktu murid-murid telah
berada di tengah laut kira-kira
jam tiga malam, hal yang
menarik terjadi. Mereka melihat Tuhan Yesus berjalan di atas air. Hanya melihat wajah-Nya saja mereka sudah ketakutan. “Itu hantu!”
Mereka berteriak-teriak karena ketakutan (ayat 26). Kita melihat pada bagian ini satu
perkataan dari Tuhan yang
memberi kita kekuatan. Dia
berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (ayat 27).
Reaksi dari murid-murid yang
ketakutan merupakan suatu
reaksi yang wajar dalam
keadaan yang demikian. Kita
juga mempunyai banyak
ketakutan dalam hidup kita – takut akan masa depan, tidak
cukup uang, tidak dapat pacar
dan masih banyak lagi. Tetapi
kita sekali lagi diingatkan oleh
perkataan Tuhan. “Take heart!
Don’t be afraid!” Walaupun ketakutan merupakan sesuatu
yang wajar dan manusiawi
dalam hidup kita, tetapi bagi
kita anak-anak Tuhan yang
telah ditebus, maka Tuhan
mengingatkan kita agar jangan takut.
maka
Petrus berkata: “Tuhan,
apabila Engkau itu, suruhlah
aku datang kepada-Mu
berjalan di atas air.” (ayat 28) Ini merupakan kalimat Petrus
yang sangat berani dan
menunjukkan iman dari Petrus
yang luar biasa. Petrus sangat
mengetahui apabila Tuhan
tidak memerintahkan dia untuk berjalan di atas air, maka dia
tidak akan berani untuk
melakukannya. Ini bukan
kalimat yang menunjukkan
kenekatan dan kekurang ajaran
Petrus. Petrus tidak memerintah Tuhan, tetapi dia meminta
Tuhan yang memerintah dia
dan dia akan datang. Tuhan
Yesus kemudian mengamini
perkataan Petrus dan
meresponi dengan berkata: “Datanglah!” (ayat 29) dan
Petrus mulai turun dari perahu
dan berjalan. Ini adalah iman
yang dipegang oleh Petrus.
Apabila Tuhan meminta dia
untuk melakukan apa saja, maka dia akan lakukan. Ini
merupakan iman terhadap
pribadi karena dia kenal
kepada Tuhan.
Pada saat Petrus sedang
berjalan, dia mulai merasakan
tiupan angin. Maka takutlah ia
dan mulai tenggelam (ayat
30). Petrus bukan tenggelam
dan kemudian menjadi takut, tetapi dia takut terlebih dahulu,
oleh karena itu dia mulai
tenggelam. Setelah itu, Tuhan
Yesus mengulurkan tangan-
Nya dan menolong Petrus.
Kemudian Dia berkata: "Hai orang yang kurang percaya,
mengapa engkau
bimbang?" (ayat 31). Ini
menjadi peringatan bagi kita.
Kita juga sering bimbang
dalam hidup kita. Mengapa? Karena fokus kita bergeser
seperti Petrus. Pada awalnya
Petrus berfokus kepada Tuhan.
Kemudian mulai ada angin. Ini
adalah metafor untuk kesulitan
dan pencobaan yang kita alami dalam hidup kita. Kita mulai
bimbang dan shift our focus
bukan lagi kepada Tuhan,
tetapi kepada kesulitan karena
ketakutan. Pada saat itulah
kita mulai jatuh dan tenggelam. Ini adalah
pelajaran yang sangat penting
bagi hidup kita. Pada saat
fokus kita mulai bergeser bukan
lagi kepada Tuhan tetapi
kepada problem-problem yang kita hadapi, kita akan jatuh
dan tenggelam. Kesulitan-
kesulitan yang kita alami
dalam hidup kita kadang-
kadang bersifat teknis
(walaupun kadang-kadang ada juga yang bersifat lebih
serius) dan ini membuat kita
lupa akan pekerjaan Tuhan
yang jauh lebih besar dari
semuanya itu.
Tuhan Yesus juga memberi
penghiburan kepada anak-anak
Tuhan dalam peristiwa ini.
Ketika kita mengalami
kesulitan yang besar, kita boleh
berteriak seperti Petrus yang berteriak: "Tuhan, tolonglah
aku." Yesus mengulurkan
tangan-Nya dan menolong,
sekaligus menegur: "Hai orang
yang kurang percaya, mengapa
engkau bimbang?" Pegangan tangan Tuhan membuat Petrus
menjadi kuat dan tidak jadi
tenggelam.
Memiliki fokus kepada Tuhan
bukan berarti meniadakan
kesulitan. Tuhan Yesus
berkata: "Apabila engkau
memiliki iman yang sebesar biji
sesawi saja, maka engkau boleh berkata kepada gunung
dan pindahlah gunung itu."
Asumsi yang pertama yang
perlu dimiliki sebelum
memindahkan gunung adalah
kita harus menyadari bahwa ada gunung di hadapan kita.
Pada saat kita mengalami
kesulitan dan berteriak kepada
Tuhan, maka Dia pasti
menolong. Walaupun kadang-
kadang Dia menolong dengan cara yang tidak sesuai dengan
apa yang kita inginkan, tetapi
sesuai dengan apa yang kita
butuhkan. Dia adalah gembala
jiwa kita yang menyertai kita di
dalam lembah kekelaman, yang memimpin kita dengan
gada-Nya dan tongkat-Nya,
menghibur dan memberi
kekuatan kepada kita.
IMMANUEL
JESUS BLESSING
Ini pembelajaran buat kita, seharian para murid baru memnerima Firman dan mukjizat, Yesus mengutus kita menyeberang dengan membawa Firman dan janjiNya dalam biduk kehidupan kita. Ditengah kekelaman malam, dalam amukan badai yang dahsyat, dalam timbusan angin sakal yang mengerikan, ditengah danau yang menyeramkan, lengkaplah sudah; Yesus tidak ada pula. Benarkah itu? Yesus semalam malaman berdoa menghantar perjalanan kita, Yesus serta kita dalam penyeberangan, Akhirnya Yesuspun tidak tega, Dia ingin campurtangan membebaskan dalam kemelut kesusahan dan keganasan hidup. Jangan dibuatnya kita pangling dengan Dia, jangan dipandangnyaYesus itu hantu, tapi ijinkan Yesus itu menjadi Tuhan. Bukan isya Alloh tapi yakin Yesus menolong; Percayalah.
BalasHapus