KEJADIAN 3:1-7.
(1).Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (2).Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3).tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” (4).Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5).tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (6).Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia
mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (7).Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Andika bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar. Ia adalah orang kristiani yang setia beribadah dan sangat tahu bahwa korupsi sungguh adalah perbuatan dosa. Maka, Andika tidak pernah mengambil uang yang bukan miliknya. Namun suatu kali, dalam sebuah pertemuan, bisnis klien Andika memberinya uang suap dalam jumlah besar. Andika memang tidak mau menerimanya, tetapi ia membiarkan rekannya menerima uang tersebut. Kelak ia juga ikut menikmati apa yang telah diterima rekannya ini.
Dalam Kejadian 3:1-7, dikatakan bahwa Adam sedang bersama-sama Hawa ketika Hawa mengambil buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Adam tahu Tuhan melarangnya untuk memakan buah pohon tersebut (Kejadian 2:17), tetapi Adam membiarkan Hawa mengambil dan memakan buah itu. Bahkan, Adam menerima buah tersebut dari Hawa dan turut memakannya. Sejak itulah manusia jatuh ke dalam dosa.
Walau bukan Andika yang menerima suap, walau bukan Adam yang memetik dan lebih dulu memakan buah terlarang, mereka tetap bersalah. Yakni bersikap diam,
justru ketika mereka tahu bahwa apa yang dilakukan orang di dekat mereka adalah dosa. Lebih buruk lagi, mereka juga akhirnya turut menikmati hal yang salah tersebut.
Yakobus 4:17 mengatakan, “Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Tak selamanya diam itu emas. Ada saatnya kita perlu menegur dan memperingatkan orang yang hendak terperangkap dosa. Tatkala kita mencegah orang lain berbuat dosa, kita juga sedang mencegah diri kita berbuat dosa.
IMMANUEL
JESUS BLESSING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar