Sabtu, 09 Februari 2013

"KHOTBAH PETRUS"


Khotbah Petrus
Kisah Para Rasul 2:14-40

Khotbah Petrus terdiri dari 3
bagian.
1) Petrus menolak tuduhan
mabuk (ay 15). Argumentasinya adalah bahwa saat itu baru pukul 9 pagi.
Biasanya orang mabuk pada
waktu malam (bdk. 1Tes 5:7).
Jelas bahwa di sini Petrus
membela diri terhadap tuduhan fitnahan beberapa orang yang
ada dalam ay 13. Dalam
menghadapi tuduhan /
fitnahan, kadang-kadang kita
harus berdiam diri seperti apa
yang dilakukan oleh Yesus. Tetapi kalau tuduhan /
fitnahan itu bukan hanya
merugikan diri kita sendiri tetapi
seluruh kekristenan, maka kita
tidak boleh berdiam diri. Kalau
orang banyak percaya bahwa rasul-rasul itu mabuk, maka itu
betul-betul merupakan suatu
bencana bagi kekristenan.
Karena itulah maka Petrus
membela diri.

2) Petrus menjelaskan bahwa
peristiwa itu (dimana rasul-
rasul itu berbahasa roh / lidah)
adalah penggenapan nubuat
nabi Yoel (ay 16-21).
Ay 17-21 adalah kutipan dari Yoel 2:28-32. Kutipan ini terdiri dari 3 bagian:
a) Ay 17-18: tentang janji
pencurahan Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama, Roh
Kudus tidak diberikan kepada
semua orang tetapi hanya
kepada orang-orang tertentu
seperti nabi, imam, dan raja. Kata ‘mencurahkan’ (ay 17)
menunjukkan pemberian yang
berlimpah-limpah. Kata ‘semua manusia’ (ay 17)
tentu tidak boleh diartikan
semua manusia dalam arti yang
mutlak. Kata-kata ‘semua
manusia’ digunakan supaya
kelihatan kontrasnya dengan Perjanjian Lama dimana Roh
Kudus hanya diberikan kepada
orang-orang tertentu saja. Arti
dari ‘semua manusia’ di sini
adalah:
semua orang yang
percaya kepada Yesus, tak tergantung pada: jenis kelamin (‘laki-laki atau
perempuan’ - ay 17b). usia (‘anak’, ‘teruna’, ‘orang
tua’ - ay 17b). status (‘hamba’ - ay 18a).

b) Ay 19-20: ini bukan tentang
Roh Kudus ataupun bahasa
roh / lidah. Sebetulnya kalau hanya ingin
menjelaskan tentang peristiwa
bahasa roh / lidah itu, Petrus
cukup mengutip sampai ay 18
saja. Tetapi Petrus meneruskan
kutipan itu karena ia ingin menggunakan peristiwa itu
sebagai batu loncatan untuk
memberitakan Injil kepada
orang banyak. Tindakan
memberitakan Injil ini
menunjukkan bahwa sekalipun difitnah sebagai mabuk, tetapi
Petrus tetap mengasihi para
pemfitnahnya! Dan kasih
inilah yang menyebabkan ia
memberitakan Injil kepada
mereka, supaya mereka bisa diselamatkan.

c) Ay 21: jalan keluar supaya
tidak terkena ancaman Tuhan. Bagian ini ditambahkan dengan
tujuan supaya mereka mengerti
bahwa sekalipun ada ancaman
yang akan datang, tetapi kalau
mereka mau berseru kepada
Tuhan, maka ancaman itu tidak akan menimpa mereka. Ini
awal dari pemberitaan Injil
yang Petrus lakukan.

3) Petrus memberitakan Injil
(ay 22-36).
Ada 2 hal yang ia tekankan
dalam pemberitaan Injilnya
ini:
a) Tentang dosa mereka (ay
22-23). Ada 3 hal tentang dosa yang
perlu dibahas dalam khotbah
Petrus ini:
-Mereka menyalibkan /
membunuh Yesus (ay 23). Petrus memang juga
mengatakan bahwa kematian
Yesus sudah ditentukan /
direncanakan oleh Allah (ay
23), tetapi ini tidak berarti
bahwa mereka tidak berdosa ketika membunuh /
menyalibkan Yesus! Karena itu
Petrus tetap berkata: ‘kamu
salibkan dan kamu bunuh’ (ay
23). Sekalipun Allah
menetapkan / merencanakan hal itu, tetapi pada waktu
mereka melakukannya mereka
tetap dianggap berdosa dan
bertanggung jawab atas
dosanya. Mengapa? karena mereka melakukan hal
itu dengan kemauan mereka
sendiri. mereka mempunyai motivasi
yang berbeda dengan motivasi
Allah dalam menentukan
kematian Yesus. kehendak Allah yang tidak
dinyatakan, bukanlah dasar
hidup kita (Ul 29:29). Kata-kata ‘oleh tangan bangsa
durhaka’ (ay 23b). Kata ‘durhaka’ terjemahan
hurufiahnya adalah ‘lawless’ (= tidak punya
hukum). Ini jelas menunjuk bukan kepada orang Yahudi,
tetapi kepada orang Romawi.
Memang yang menyalibkan
Yesus bukanlah orang Yahudi
tetapi orang Romawi. Tetapi
bagian ini diucapkan oleh Petrus bukan untuk
memperingan dosa mereka,
karena ia tetap berkata ‘kamu
salibkan / bunuh’ (ay 23).
Mengapa? Karena mereka
yang berteriak: ‘Lepaskan Barabas, salibkan Dia!’ (Luk
23:18-21).
-Yesus ditentukan oleh Allah dan Ia dinyatakan kepada
mereka dengan banyak tanda /
mujijat (ay 22). Ini disebutkan oleh Petrus
untuk menambah rasa berdosa
dalam diri mereka.
Mereka
bukan sekedar membunuh
manusia biasa, tetapi seorang
utusan Allah! Demikian juga dalam ay 36 Petrus
mengatakan bahwa mereka
menyalibkan Tuhan dan
Kristus. Ini juga dimaksudkan
untuk menambah rasa berdosa
dalam diri mereka.

Pada waktu memberitakan
Injil, Petrus menekankan
tentang dosa. Ini memang suatu
elemen yang sangat penting
dalam memberitakan Injil!
Tanpa kesadaran akan dosa orang tidak akan merasa
membutuhkan Yesus sebagai
Juruselamat / Penebus dosa.
Tanpa kesadaran bahwa
mereka penuh dengan dosa
seseorang akan berpikir bahwa ia bisa masuk surga dengan
berbuat baik dan ia akan
menganut agama yang
berdasarkan ‘salvation by
works’ (= keselamatan karena
ketataan / perbuatan baik). Sebaliknya, orang yang sadar
akan dosanya, dan sadar
bahwa dirinya penuh de-ngan
dosa dan tidak bisa berbuat
baik, akan datang kepada
Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat / Penebus
dosa!

b) Tentang Yesus:
Beberapa hal tentang Yesus
yang ditekankan oleh Petrus:
1. Yesus adalah orang yang
dianggap hina / direndahkan. Ini terlihat dari sebutan ‘Yesus
dari Nazaret’ (ay 22). Nazaret
adalah tempat yang dianggap
hina oleh orang Yahudi (Yoh
1:45-46). Secara manusia /
jasmani, Yesus kelihatan hina. Ini sesuai dengan nubuat
Yesaya tentang Yesus (Yes
52:14 53:2-3).

2. Yesus adalah orang yang
ditentukan oleh Allah , disertai dengan tanda / mujijat (ay
22). Kata ‘ditentukan oleh Allah’
ini diterjemahkan berbeda-beda.
KJV: approved of God (= disetujui / diakui oleh Allah) .
RSV/NASB: attested by God (= disokong / dibuktikan oleh
Allah).
NIV: accredited by God (= diakui / diberi kuasa resmi oleh
Allah).
Jadi, Yesus yang dipandang
hina itu, ternyata diakui oleh
Allah dan diberi kuasa resmi
sebagai utusanNya. Ini tentu
membahayakan bagi mereka
yang menghina Yesus! Lebih- lebih mengingat bahwa pada
penghakiman akhir jaman
nanti Yesus akan menjadi
Hakim! Itu pasti akan
membuat orang-orang yang
menghinaNya menjadi gemetar ketakutan!

3. Kematian Yesus (ay 23).
Petrus hanya berbicara singkat
tentang kematian Kristus
(hanya 1 ayat), tetapi nanti ia
berbicara banyak tentang
kebangkitan Yesus (ay 24-32).
Memang berbeda dengan penginjilan jaman sekarang
yang lebih menekankan salib /
kematian Kristus dari pada
kebangkitanNya, maka
penginjilan yang dilakukan
dalam Kisah Rasul lebih menekankan kebangkitan dari
pada kematian. Apakah ini
berarti bahwa penginjilan
jaman sekarang ini tidak
alkitabiah? Menurut saya tidak.

4. Kebangkitan Yesus (ay
24-32).

a) Ay 25-28 adalah kutipan
dari Maz 16:8-11. Orang
Yahudi mengira bahwa dalam
Maz 16 itu Daud berbicara
tentang dirinya sendiri karena
Daud menggunakan kata ‘aku’. Petrus membuktikan bahwa hal
ini tidak benar, karena Daud
mati (ay 29). Jadi, Maz 16:8-11
itu jelas tidak cocok untuk
Daud. Itu adalah ayat yang
menunjuk kepada Yesus (ay 25,31-32). Jadi, Kitab Suci /
Perjanjian Lama jelas
mengajarkan (menubuatkan)
kebangkitan Yesus.

b) Dalam ay 32 Petrus
mengatakan bahwa mereka
semua adalah saksi
kebangkitan Yesus.

5. Yesus memberikan Roh
Kudus sehingga terjadi
peristiwa pada hari Pentakosta
ini.
Ay 33: Petrus menyatakan
bahwa Yesus yang telah
bangkit ini lalu ditinggikan
oleh tangan kanan Allah, dan
menerima Roh Kudus dari
Bapa, yang lalu Ia curahkan pada hari Pentakosta itu. Dan
itulah yang mereka lihat dan
dengar. Jadi, di sini ia
menjelaskan lagi peristiwa
bahasa roh / lidah itu.

6. Petrus membuktikan bahwa
Yesus adalah Tuhan dan
Mesias. Ay 34-35: Petrus mengutip
Maz 110:1 untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Lagi-lagi Petrus
berargumentasi bahwa dalam
Maz 110:1 itu Daud tidak berbicara tentang dirinya sendiri.
Alasannya:
-dalam ay 34 (yang dikutip dari
Maz 110) dikatakan bahwa
Tuhan berfirman kepada orang
itu: ‘Duduklah di sebelah
kananku’. Ini tidak cocok
dengan kehidupan Daud, dan karena itu Petrus berkata:
‘bukan Daud yang naik ke
surga’ (ay 34a). ayat ini
tidak berarti bahwa Daud tidak
masuk ke surga! Artinya
adalah: ‘tubuh Daud tidak masuk ke surga seperti Yesus’
atau ‘Daud tidak naik ke surga
dengan cara seperti Yesus’ atau
‘Daud tidak naik ke surga lalu
duduk di sebelah kanan Allah
seperti Yesus’.
-Ay 35b juga tidak terjadi
dalam hidup Daud.

Jadi terbukti bahwa Maz 110:1
bukan untuk Daud tetapi untuk
Yesus. Kalau Maz 110 itu
memang untuk Yesus maka
jelas bahwa Kitab Suci
menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’ .

7. Kesimpulan tentang Yesus.
Ay 36 memberikan kesimpulan
tentang Yesus: ‘Allah telah
membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan
dan Kristus’.
Kata ‘membuat’ di sini tidak
berarti bahwa tadinya Yesus
bukan Tuhan dan Kristus, dan
lalu oleh Bapa dibuat menjadi Tuhan dan Kristus. Tetapi
artinya adalah: Allah telah
menunjukkan kepada kamu bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Kristus.

Sekarang kita menghubungkan
ay 36 ini dengan ay 21 tadi.
Yang berseru kepada Tuhan
akan selamat. Lalu siapakah
‘Tuhan’ itu? Tidak lain,
‘Tuhan’ itu adalah Yesus sendiri. Jadi, siapa yang
percaya / berseru kepada Yesus
akan selamat! Sesuatu yang
sangat menarik dan penting di
sini adalah bahwa Petrus tidak
mau kalau seseorang hanya ‘berseru kepada nama Tuhan’.
Karena itu ia lalu menjelaskan
bahwa ‘Tuhan’ itu adalah
‘Tuhan Yesus ’. Ia mau supaya orang berseru kepada nama
Tuhan Yesus . Mereka inilah yang diselamatkan dari
ancaman / murka Allah dalam
ay 19-20.

-Saudara mungkin percaya
kepada Tuhan / Allah, tetapi
apakah saudara percaya
kepada Tuhan Yesus ?

-Kalau saudara memberitakan
Injil, jangan hanya mendorong
supaya orang percaya kepada
Tuhan / Allah (semua agama
lain juga percaya ini!). Jangan
menghindari penggunaan nama Yesus atau Kristus! Dorong
supaya orang itu percaya
kepada Tuhan Yesus !

Hal-hal lain yang bisa
dipelajari dari khotbah Petrus.

1) Dalam khotbah ini Petrus,
yang penuh dengan Roh
Kudus, menggunakan
pembelaan dirinya sebagai batu
loncatan untuk memberitakan
Injil kepada orang banyak itu. Orang yang penuh Roh Kudus
pasti memberitakan Injil, dan
bukan sekedar menyombongkan
karunia bahasa rohnya!

2) Dalam khotbahnya Petrus
menggunakan Kitab Suci
maupun kesaksian.

a) Penggunaan Kitab Suci
terlihat dari fakta bahwa ia
mengutip Kitab Suci /
Perjanjian Lama sebanyak 3 x
(ay 17-21 ay 25-28 ay 34-35).
Petrus yakin bahwa Kitab Suci
adalah Firman Allah. Keyakinan Petrus bahwa Kitab
Suci adalah Firman Allah,
menyebabkan ia meninggikan
otoritas Kitab Suci dan
menggunakannya sebagai
dasar khotbahnya.


IMMANUEL
JESUS BLESSING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar