Mengampuni.
Matius 6:12.
"dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah pada kami;"
Tidak ada seorang pun yang
mau membawa sampah ke
mana-mana. Tetapi kita
membawa sampah ketika hati
kita tidak mau mengampuni. Sebaliknya, pengampunan
memang melepaskan kita
keluar dari penjara yang kita
bangun sendiri dan membuang
sampah yang kita bawa ke
mana-mana.
Mengampuni bukan berarti
melupakan, seperti yang
dikatakan oleh banyak orang.
Otak kita memang diberi
kemampuan untuk mengingat,
apalagi untuk peristiwa- peristiwa yang mengguncang
kehidupan kita. Otak kita tidak
mungkin dijungkir atau diberi
obat pembersih untuk
menghapuskan memori buruk.
Tidak ada tuntutan di Alkitab untuk melupakan kejahatan
orang lain sebagai bukti
pengampunan. Tetapi kita bisa
“tidak mengingat-ingat.” Ini
tentu berbeda dengan
“melupakan.” Mengampuni berarti tidak mengingat-ingat.
Ini berarti ada kehendak dan
tindakan aktif untuk tidak lagi
mengungkit-ungkit. Kita masih
ingat tetapi hati kita tidak
membiarkan ingatan itu menimbulkan lagi kemarahan
dan kebencian. Termasuk di
dalamnya ialah tidak
menceritakan lagi keburukan
orang lain secara berulang-
ulang dan di setiap waktu, apalagi kepada orang-orang
yang tidak relevan dengan
peristiwa itu.
Mengampuni memang sulit.
Tetapi kita punya teladan yang
melebihi kebencian kita.
Perkataan Yesus yang agung,
“Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” dan
pengorbanan-Nya di atas kayu
salib sudah menjadi alasan
yang sangat cukup untuk
mengampuni. Mungkin kita
sulit mengampuni karena tidak menemukan alasan yang cukup
kuat untuk mengampuni. Tetapi
ketika mengingat betapa Yesus
yang disiksa dan disalib bukan
karena kesalahan-Nya sendiri
dan masih mau mengampuni, itu sudah menjadi alasan yang
cukup.
Kita juga perlu mengingat
kejahatan kita sendiri.
Meskipun kita tidak
melakukan kejahatan yang
sama dengan orang itu, kita
sering melakukan kejahatan, dosa, kesalahan, dan
pemberontakan kepada Tuhan
dalam hati kita yang paling
dalam. Tetapi Allah masih
mengasihi, menerima, dan
mengampuni kita, tanpa menuntut balasan apapun dari
kita. Betapa besar hutang kita
kepada Dia dalam
pengampunan diri kita. Lalu
mengapakah kita tidak mau
mengampuni orang yang bersalah kepada kita padahal
kita telah diampuni?
Biarlah Doa Bapa Kami ini
selalu berbicara kuat dalam
hati kita:
“Dan ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami
juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami.”
IMMANUEL
JESUS BLESSING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar