Jumat, 08 Februari 2013

"Ajakan Juruselamat Matius 11:28-30"


Ajakan Juruselamat
Matius 11:28-30

28) Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan
kepadamu.
29) Pikullah kuk yang
Kupasang dan
belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah
lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30) Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan
beban-Kupun ringan.”

Ketika Yesus memanggil kita
untuk memberi kelegaan dan
ketenangan, hal ini tidak berarti
bahwa kita tidak akan
mengalami bahaya, kesulitan
dan penderitaan.
Sebelumnya kita sudah mengerti
bahwa mengikut Yesus berarti
kita harus menyangkal diri,
memikul salib dan mengikut
Dia sebagai murid. Bukankah
ini adalah gambaran penderitaan? Bagaimana hal
ini bisa diharmoniskan dengan
janji Tuhan bahwa Dia akan
memberi kelegaan dan
ketenangan? Jawabannya
adalah justru pada waktu kita memikul salib, menyangkal diri
dan mengikut Tuhan, kita akan mengalami kelegaan dan ketenangan sejati.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? kita diciptakan Tuhan untuk Dia
dan jiwa kita tidak akan
pernah tenang kecuali kita
menempatkan hidup kita di
dalam Dia. Ketenangan di
dalam Kristus adalah ketenangan yang dinamis,
ketenangan yang aktif
melakukan kehendakNya,
ketenangan dan kelegaan
justru ketika kita menyangkal
diri, memikul salib dan mengikut Dia. Kalau kita tidak
melakukan semua hal di atas,
kita tidak akan pernah
mengalami ketenangan dan
kelegaan sejati. Hal ini bukan
berarti usaha dan perbuatan kitalah yang menghasilkan
kelegaan, tetapi hal ini berarti
bahwa bagi orang yang sudah
mengalami anugerah
keselamatan di dalam Kristus,
dia tidak mungkin akan tenang sampai dia menyangkal diri,
memikul salib, dan mengikut
Kristus. Disinilah dia baru
mengalami kelegaan dan
ketenangan sejati, yang
bibitnya sudah diberikan Tuhan ketika kita percaya dan datang
kepadaNya. Banyak orang
yang ingin mengalami
kelegaan dan ketengan tetapi
tidak ingin menyangkal diri dan
memikul salib. Hal ini tidak mungkin terjadi! Kalaupun
sepertinya bisa terjadi, kita
hanya sedang menipu diri
sendiri, dan Tuhan tidak akan
membiarkan kita dalam
keadaan yang demikian. Dia akan terus membentuk kita
sampai kita dengan rela
menyangkal diri, memikul salib
dan terus mengikut Dia.

Tetapi kita bisa bertanya
selanjutnya, mengapa
kelegaan sejati harus dikaitkan
dengan penderitaan? Fakta
bahwa kita harus menderita
adalah fakta bahwa seluruh dunia ini sudah jatuh di dalam
dosa. Kalau kita tidak jatuh di
dalam dosa, maka tidak akan
ada penderitaan. Kita tetap
harus bekerja karena kerja
sudah diberikan sebelum manusia jatuh di dalam dosa.
Beranak cucu diberikan
sebelum manusia jatuh di
dalam dosa. Tetapi bekerja dan
beranak cucu tidak menjadi
penderitaan bagi kita apabila kita tidak jatuh di dalam dosa,
melainkan menjadi sukacita
karena sesuai dengan natur
yang Tuhan berikan kepada
manusia. Bagi kita anak-anak
Tuhan yang telah ditebus, yang telah datang kepada Yesus dan
mengalami kelegaan sejati,
kesulitan dan penderitaan juga
tetap harus ada. Ini
mengingatkan kita bahwa
seluruh dunia sudah jatuh di dalam dosa.

Fakta bahwa kita harus
menderita dan mengikut Tuhan
adalah fakta bahwa manusia
sudah jatuh di dalam dosa dan
kita hidup di tengah-tengah
dunia yang berdosa. Kalau seluruh dunia mengikut Tuhan,
seluruh dunia menjadi orang-
orang yang mau memuliakan
Tuhan, maka sesungguhnya
kita tidak perlu menderita.
Fakta bahwa Kristus harus menderita dan mati menyatakan
bahwa seluruh dunia sudah
jatuh di dalam dosa. Tetapi
bagi anak-anak Tuhan yang
setia ada sukacita yang
berlimpah-limpah di tengah- tengah penderitaan itu. Ini
menunjukkan fakta bahwa kita
sudah ditebus oleh Kristus,
menyatakan bahwa kita sudah
menjadi manusia baru dan
bahwa Roh Kudus hidup di dalam hidup kita. Inilah 2
realita yang harus kita ingat,
alami dan hidupi di dalam
hidup kita sebagai anak-anak
Tuhan. Realita kesulitan dan
penderitaan pada satu sisi, dan realita sukacita yang
berlimpah-limpah pada sisi
lain. Realita memikul salib dan
menyangkal diri pada satu sisi,
dan realita kelegaan dan
ketenangan yang Tuhan berikan pada sisi lain.

Bagi kita anak-
anak Tuhan, kedua realita ini
harus kita terima dan hayati dalam hidup. Kita tidak boleh
hanya melihat sukacita dan
keindahan pada waktu
mengikut Tuhan. Alkitab
berkata bahwa sebelum kita
menerima kemuliaan yang Tuhan janjikan, kita harus
dipersatukan dengan
penderitaan yang dialami oleh
Kristus. Di sisi yang lain, kita
tidak boleh melihat hidup
Kristen hanya sebagai penderitaan dan tuntutan yang
berat, dengan demikian kita
lupa bahwa Tuhan sudah
menebus dan memanggil kita
untuk menerima kelegaan dan
ketenangan yang sejati.

Apabila kita kaitkan dengan
29, orang-orang yang
ingin mengikut Tuhan tetapi
merasa begitu berat dan
melelahkan sudah terjebak
dalam semangat dan kuk orang Farisi. Kuk legalisme Farisi
inilah yang Tuhan ingin angkat
dari pundak kita. Semangat
Farisi ini sangat mirip dengan
berbagai agama dalam dunia
ini. Agama dunia mengajarkan kita harus melakukan ini dan
itu supaya kita bisa diterima
oleh Tuhan. Tetapi Tuhan
Yesus berkata marilah
kepadaKu. Hanya dengan
datang kepadaNya, maka Dia akan melepaskan kuk dan
beban yang berat itu dan
memberikan kuk yang sesuai
bagi kita, kuk yang enak dan
ringan.

IMMANUEL
JESUS BLESSING

1 komentar:

  1. Matius 11 : 28 - 30 dalam terjemahan bahasa Ibraninya :

    " פנו אלי כל העמלים והתעומים ואני אניח לכם. קבלו עליכם את עלי ולמדו ממני כי ענו ושפל רוח אנכי ומצאו מרגוע לנפשותיכם. כי עלי נעים וקל משאי. "
    Cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani :
    " Penu Elai kol ha'amelim vehate'unim vaAni aniakh lakhem. Qablu aleikhem et Uli velimdu mimeni ki anav ush'fal ruakh Anokhi umitzeu margoa lenafshoteikhem. Ki Uli naim veqal masai. " 🕎✡🐟🕊📖🇮🇱✝

    BalasHapus