Jumat, 08 Februari 2013

"Matius 25:14-30 "Perumpamaan Tentang Talenta"


Matius 25:14-30
"Perumpamaan Tentang Talenta"


Dalam perumpamaan tentang
talenta, terjadi krisis atau
pemisahan antara hamba yang
baik dan yang jahat pada
waktu hamba-hamba tersebut
mempertanggungjawabkan hasil kerja mereka kepada
Tuannya sewaktu dia datang.
Melalui perumpamaan
tersebut, ada 4 hal yang dapat
kita pelajari:

1. Semua hal yang kita miliki
adalah pemberian Tuhan dan
pada akhirnya kita harus
mempertanggungjawabkan
semua yang telah Tuhan
berikan kepada kita. Dalam perumpamaan tersebut,
dikatakan bahwa hamba
pertama menerima 5 talenta,
hamba kedua menerima 2
talenta dan hamba ketiga
menerima 1 Talenta. Talenta adalah salah satu mata uang
dalam jaman tersebut.

2. Masing-masing dari kita Tuhan
beri tugas/peranan penting
yang berbeda-beda. Suatu pelajaran indah dari
perumpamaan hamba-hamba
tersebut yaitu tiap-tiap kita
Tuhan perlengkapi dengan
talenta yang berbeda-beda
untuk menjalankan tugas/ peranan yang telah Tuhan
percayakan kepada kita.

3. Kita harus setia dalam
menjalankan tugas yang telah
Tuhan berikan kepada kita dan
kita tidak seharusnya
membanding-bandingkan
talenta yang kita dapat dari Tuhan, karena masing-masing
kita memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berbeda-
beda. Pada waktu Sang Tuan memberikan Talenta kepada
para hamba-hambanya, hamba
pertama dan kedua sadar
bahwa mereka diberi pekerjaan
penting yang berbeda satu
dengan yang lain. Kita dapat belajar dari kedua hamba
tersebut, dimana mereka segera
pergi begitu menerima Talenta
mereka, mengusahakan
Talenta tersebut hingga
memberikan hasil laba. Mereka bekerja dengan setia dan
mengasihi Tuan mereka. Pada
waktu Tuan mereka datang,
mereka dengan bangga
membawa hasil kerja mereka di
hadapan Tuan mereka.

Tidak ada
perbedaan yang Tuan tersebut berikan terhadap hamba yang
pertama dan yang kedua. Oleh
sebab itu, kita jangan
membanding-bandingkan
Talenta yang kita miliki
terhadap orang lain, karena hal tersebut bisa membuat kita
tinggi hati atau sebaliknya
rendah diri sehingga membuat
kita tidak bisa mengembangkan
Talenta kita pada akhirnya.
Sebaliknya kita harus memberikan
pertanggungjawaban atas
Talenta yang kita dapat hanya
kepada Tuhan. Kita harus terus
berusaha memaksimalkan dan
mengembangkan Talenta yang kita miliki dan setia dalam
mengerjakan apa yang telah
Tuhan beri dan percayakan
kepada kita. Tuhan akan
memimpin langkah demi
langkah kita untuk terus bertumbuh dan maju.

Sebaliknya, melalui hamba
yang ketiga (ayat 24-30), kita
melihat adanya kemarahan,
tuduhan dan pembenaran diri
oleh hamba tersebut pada waktu dia bertemu kembali
dengan Tuannya dan
mengembalikan Talenta yang
diberikan Tuannya untuk dia
kerjakan. Ia tidak sadar bahwa
ia tidak seharusnya hanya mengembalikan Talenta
tersebut apa adanya.
Melainkan ia dituntut untuk
mengusahakan dan
mengembangkan Talenta yang
telah diterimanya. Tuan tersebut menyebut hambanya
yang ketiga sebagai hamba
yang malas dan jahat karena
tidak bertanggungjawab
terhadap hal yang telah
dipercayakan kepadanya. Apa yang telah ia kerjakan dalam
jangka waktu yang cukup
lama dengan bekal yang cukup
banyak yang telah Tuannya
berikan untuk dia kerjakan?
Akibat dari dosa, tidak ada satupun di dunia ini yang statis.
Segala hal yang telah Tuhan
berikan kepada kita untuk kita
pakai, hanya ada 2 pilihan,
apakah kita akan memakainya
untuk memuliakan dan menyenangkan Tuhan atau
sebaliknya, kita pakai untuk
kemuliaan kita sendiri dan
melawan Tuhan.

4. Kita dibenarkan hanya oleh
karena anugerah Tuhan. Sebagai akibat dari
perbuatannya, hamba ketiga
tersebut dicampakkan ke dalam
kegelapan yang paling gelap
dimana terdapat ratap dan
kertak gigi (ayat 30).

Kita harus melihat
perumpamaan tersebut dalam
lingkup yang lebih luas.
Khotbah Kristus ini merupakan
khotbah terakhir Tuhan Yesus
sebelum Ia menjalani penyalibanNya, yaitu puncak
pelayananNya di dunia ini. Ia
memberikan nyawaNya sebagai
tebusan bagi banyak orang.
Kristus adalah satu-satunya
Hamba yang paling setia, tidak ada cacat cela, merupakan
satu-satunya orang/pribadi
yang layak untuk menebus
dosa-dosa kita. Tuhan Yesus
sendiri yang berjalan menuju
kegelapan yang paling gelap menggantikan kita, hamba-
hamba yang malas dan jahat.
Supaya kita tidak lagi hidup
dalam kegelapan, melainkan
boleh hidup dalam terang.

Kita boleh
diselamatkan dan beroleh
hidup baru. Ketika anugerah
dan keselamatan tiba, kita tidak
boleh lagi hidup seperti
sebelum kita menerima anugerah dan keselamatan
tersebut, yaitu hidup dalam
kegelapan. Kita tidak boleh
hanya mengalami iman
keselamatan dan berhenti pada
titik tersebut, melainkan kita harus mengerjakan dan
mengembangkan iman yang
menghasilkan buah-buah
perbuatan yang memuliakan
Tuhan. Kita perlu bertobat dan
kembali kepada Tuhan atas dosa-dosa kita, sadar dan tidak
lagi berbuat dosa, dan kita
harus selalu mengembangkan
dan mengerjakan keselamatan
kita untuk kemuliaan Tuhan.

Marilah kita boleh terus
didorong untuk makin
bertumbuh dalam iman dan
perbuatan untuk memuliakan
Tuhan melalui perumpamaan
ini.


IMMANUEL
JESUS BLESSING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar