Jumat, 08 Februari 2013

" SATU TUBUH DALAM KRISTUS "


"Satu Tubuh Dalam Kristus"

Di dalam Alkitab, surat-surat
Paulus banyak memakai
metafor tentang ciri Gereja.
Pertama, sebagai tubuh Kristus. Kita harus sadar bahwa kita
tidak sendiri. Ketika Tuhan
menyelamatkan kita, kita tidak
berjuang sendiri di tengah-
tengah dunia ini sendirian tapi
kita ada saudara seiman yang boleh menguatkan, saling
menegur, mengajar, menghibur,
memberi dorongan.

Komunikasi di seluruh dunia
sekarang begitu mudah, dengan
teknologi SMS, chatting,
Skype, Facebook, Twitter, dan
lain-lain. Kapan saja, dimana
saja orang connect. Tapi heran, justru dalam jaman ini semakin
banyak orang berkomunikasi,
tetapi makin banyak orang
kesepian. Semakin banyak
orang terpecah-pecah.
Facebook, Twitter dan lainnya menjadi tempat pelarian. Bukanya membawa dampak tp malah kena dampak.
Contoh: Kalau ada masalah atau sesuatu bukannya tanya dulu ke Tuhan tp malah lapor ke Facebook dgn membuat status, sering saya liat mereka yang mengaku anak Tuhan tp suka membuat status yang menyindir orang lain. Kita harus menggarami dan menerangi dimanapun kita berada, jadikanlah Facebook, twiter dll sebagai sarana untuk saling mendukung dan menguatkan.
Ketika kita mengerti
kita adalah tubuh Kristus, yang
terikat dengan urat-urat, darah,
tulang, dan syaraf; maka
persekutuan itu harus kita
hargai.” Karena jarang sekali kita temui di dunia ini.

Baiklah kita berpikir
bagaimana kita sebagai gereja
Tuhan adalah satu tubuh. Ada
mata, tangan, kaki, mulut yang
berbeda-beda fungsi, tetapi
semuanya memiliki fungsi dan tugas yang penting. Ada yang
kelihatannya lebih mulia
terlihat di luar, ada juga yang
tidak kelihatan disembunyikan
di belakang; tetapi semuanya
memiliki fungsi yang penting di hadapan Tuhan. Kita tidak
usah membanding-bandingkan
'tangan' dengan 'kaki'. Tangan
tetap tangan, mempunyai
fungsi tangan, ditempatkan
Tuhan menjadi tangan. Baiklah kita mengerjakan
semaksimal dan sebaik
mungkin. Ketika mengerjakan,
anggota tubuh bukan hanya
menemukan dirinya, tetapi
menjadi berkat bagi semua anggota tubuh dan nama
Tuhan dipermuliakan.

Metafor kedua, gereja disebut
sebagai Family of God. Apa artinya? Kembali lagi kita
betul-betul adalah brothers and
sistes in God. Berapa kita
menghargai dan menghayati
hal ini? Bahwa orang-orang di
gereja kita adalah my brothers, my sisters. Kadang-kadang kita
berkelahi, konflik, marah. Tapi
waktu marah apakah benar
jika berkata “Hari ini kita
berhenti, putus hubungan dari
brothers and sisters.” Tidak, bukan? Dia tetap brother kita,
sister kita. Seharusnya kita
mengaku salah, saling koreksi,
belajar dari satu sama lain.
Melihat kelemahan masing-
masing, lalu belajar dari satu sama lain. Biarlah kesadaran
kita akan hal ini boleh menjadi
nyata ketika kita berelasi
dengan saudara seiman kita
yang adalah our brothers and
sisters.

Knox Chambelin mengatakan, “Family of God
adalah keluarga kita yang
pertama, baru yang kedua
adalah our family di rumah”.
Mari kita sadar bahwa Family
of God ini adalah rumahku. Di mana aku boleh bertumbuh,
makan makanan rohani, saling
menguatkan dan bertumbuh di
dalam Tuhan.

Apa gambaran kita tentang
Family of God? Jelas kita
alami di keluarga kita yang
pasti membentuk dan
mempengaruhi apa konsep and
arti kita tentang family. Tetapi kita tahu dan sadar, family kita
banyak yang tidak sempurna,
tidak benar. Karena itu Family
of God harus ada kasih dan
kebenaran.

Kasih tanpa kebenaran adalah
kasih yang manja, merusak,
dan menghancurkan
sesungguhnya. Kita mendengar
Ibu yang membunuh anaknya 9
dan 11 tahun karena ibu ini depresi dan stres. Waktu di
pengadilan Ibu ini berkata,
“Apa yang saya lakukan
adalah the greatest act of love.
Saya susah dan menderita.
Kalau saya mati, tidak ada yang menjaga mereka. Maka
saya bunuh mereka.” Inilah
kasih yang sudah ter-distorsi,
pasti tidak di dalam kebenaran,
tapi dalam kerusakan dan
kekacauan.

Kebenaran tanpa kasih adalah
kebenaran yang kejam,
menuntut orang dan seringkali
tidak menjadi berkat untuk
orang lain. Tidak mengerti
kelemahan orang ataupun mendorong orang. Orang yang
menuntut diri dengan sungguh
dengan taat dan berkorban bagi
pekerjaan Tuhan, kadang tidak
sabar melihat kelemahan orang
lain, tidak ada compassion.

Inilah dua hal yang harus ada
di dalam kita membangun
keluarga Allah. Kasih harus
ada kebenaran, kebenaran
harus dinyatakan di dalam
kasih. Di dalam gerejalah kita dapat mengerti hal ini. Yaitu
bahwa Tuhan kita adalah
Bapa kita yang di Sorga dan
gerejanya adalah brothers and
sisters.

Metafor ketiga, gereja adalah bait Allah. Tempat kediaman Allah dan kita adalah batu-
batu yang menopang. Di mana
Kristus adalah sebagai batu
penjuru yang fondasinya
adalah para rasul dan nabi.
Dan kita adalah bangunan di atasnya yang dibangun di atas
pengajaran para rasul dan
nabi. Dengan demikian, kita
saling bergantung dan
menopang satu dengan yang
lainnya. Jika satu batu diambil akan menjadi bolong atau
bahkan rubuh. Tetapi ketika
bangunan itu saling menopang
dan membangun, akhirnya
menjadi bangunan yang indah.
Di mana Tuhan hadir, dimuliakan dan sukacita Tuhan
memenuhi setiap umat-Nya.


IMMANUEL
JESUS BLESSING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar