Kisah Para Rarul 6 & 7.
Ada 7 catatan penting tentang Stefanus yang penuh Roh Kudus. Dan ini merupakan suatu pelajaran rohani yang sangat berharga bagi orang percaya :
1. Stefanus adalah pelayan Tuhan yang penuh Roh Kudus. (Kisah PR 6:3,5,8)
Kisah PR 6:3,5,8. Dalam tiga ayat ini kita temui kata yang selalu didahului dengan kata ‘penuh’ yaitu penuh Roh, penuh
hikmat, penuh iman, penuh karunia, penuh kuasa. Stefanus adalah seorang pelayan Tuhan yang penuh artinya melayani secara total. Melayani dengan sepenuh hati dan sepenuh hidupnya. Pelayan Tuhan yang sesungguhnya bukan melayani setengah-setengah, bukan melayani kalau ada keuntungan dari dalamnya, tetapi melayani dalam segala keadaan. Tuhan tidak mau kita melayani setengah hati yaitu hanya sekedar melakukan kewajiban. Tetapi kalau kita dipercayakan melayani, Tuhan minta pelayanan yang sepenuh hati. Sehingga pelayanan kita menjadi pelayanan yang memuliakan Tuhan. Setiap pelayanan kita dituntut pertangungjawaban tetapi juga
akan dipahalai dengan segala berkat dan kemuliaan Tuhan kalau kita melayani sepenuhnya.
2. Pelayan yang melayani dengan karunia dan kuasa. (ayat 8).
Rasul Paulus adalah rasul yang banyak mengajarkan tentang kasih karunia. Efesus 2:8, I Korintus 3:10. Tidak ada sesuatu pun dalam pelayanan yang merupakan kehendak dan kekuatan manusia. Kasih karunia artinya pemberian Allah secara cuma-cuma. Masing-masing kita mempunyai kekurangan dan kelemahan tetapi puji Tuhan kita masih dipercayakan melayani, semuanya adalah karena kasih karunia Tuhan. Tetapi Stefanus bukan saja melayani dengan karunia tetapi juga dengan kuasa. Kuasa adalah kekuatan Allah. Pelayanan kita bukan berdasarkan kekuatan manusia melainkan kuasa Allah. Karena itu kita harus diperlengkapi dengan kuasa Allah yang sanggup menghancurkan pekerjaan Iblis. (Efesus 6:10-18).
Kebanggan stefanus melayani hanya ada di dalam Yesus yang memberi karunia dan kuasa untuk melayani Tuhan.
3. Wajah Stefanus seperti wajah seorang malaikat. (ayat 15)
Stefanus bukanlah malaikat, tetapi ketika ia tampil dengan kepenuhan Roh Kudus, maka wajahnya seperti wajah malaikat. Berarti ada sesuatu yang luar biasa di dalam diri Stefanus sehingga wajahnya mencerminkan muka seorang malaikat. Demikianlah orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus, ada tampilan yang sangat indah dan mulia dari hidupnya. Saya pikir tidak ada malaikat Tuhan yang jelek. Artinya kalau Roh Kudus ada dalam hidup kita maka kita menjadi orang yang tampan, cantik dan menarik karena ada kemuliaan Tuhan.
4. Menghadapi Masalah dengan Firman Tuhan.
Dalam Kisah PR 7:2 Paulus menjawab pertanyaan Imam Besar tentang kesaksian saksi- saksi dusta yang mengatakan bahwa Stefanus telah menghujat Musa, menghujat Allah dan menghujat bait Allah. Bagi orang Yahudi, tuduhan-tuduhan itu menjadi dasar yang kuat untuk menghukum seseorang. Tetapi kalau kita baca ayat 3-53, ternyata tuduhan-tuduhan yang tidak benar itu dihadapi Stefanus dengan kebenaran Firman Tuhan. Ia tidak marah kepada orang yang menyerangnya tetapi ia balik menyampaikan Firman Tuhan.
Orang yang penuh Roh Kudus, apapun masalah atau tuduhan yang ditimpakan kepadanya, yang disampaikan hanyalah Firman Tuhan, bukan kemarahan atau dendam. Apapun masalah yang Anda hadapi, tetap pegang kebenaran
Firman Tuhan. Firman Tuhan memberi kemenangan kepada kita.
5. Menatap ke langit di saat dimarahi.
Kisah PR 7:54-55. Orang- orang Yahudi menyambut Firman Tuhan yang disampaikan Stefanus dengan gertakan gigi. Gertakan gigi adalah simbol kemarahan. Tetapi ketika orang-orang marah kepadanya, Stefanus menatap ke langit. Di langit Stefanus melihat kemuliaan Allah, dan melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Ini pelajaran rohani bagi kita, ketika orang marah kepada kita, benci kepada kita, pandanglah Yesus karna Ia mengasihi kita.
6. Berdoa dan mengampuni di saat dilukai dan disakiti.
Kisah PR 7:57-60. Ketika Stefanus menerima lemparan batu yang serentak dari orang- orang Yahudi, ia berdoa dan memohon pengampunan bagi mereka. Hanya orang yang penuh Roh Kudus yang bisa berdoa demikian. Karena itu sangat penting Roh Kudus dalam hidup kita untuk memampukan kita memberikan pengampunan kepada orang- orang yang telah menyakiti kita.
7. Menjadi benih keselamatan pada kematiannya.
Kisah PR 7:58. Stefanus bukan mati konyol atau sia-sia. Dia mati sebagai benih keselamatan. Benih yang ditabur pasti tumbuh lebih besar dan lebih banyak dari benih itu sendiri.
Saya yakin bahwa mulai darisinilah Saulus bertanya- tanya tentang siapakah Yesus itu, sehingga Stefanus rela mati untuk Dia. Sampai kemudian di tengah perjalaman ke Damsyik, Saulus mendengar suara Tuhan yang berkata ; “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Saulus menjawab : “Siapakah engkau Tuhan?”. Tuhan berkata “Akulah Yesus yang kau aniaya itu”. (Kisah 9:45). Menganiaya Stefanus sama dengan menganiaya Yesus.
Waktu Stefanus berdoa : “Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka”, Tuhan mendengarnya. Salah satu dari mereka yaitu Saulus yang kemudian bernama Paulus diselamatkan Tuhan dan diangkat menjadi rasul besar. Rasul Paulus adalah hasil doa pengampunan dari Stefanus. Kalau saja Tuhan balas kejahatan Saulus, dia pasti sudah mati. Tetapi Tuhan tidak balas karena Tuhan hargai doa pengampunan Stefanus. Berarti kematian Stefanus menjadi benih keselamatan. Benih itu tumbuh bahkan lebih hebat dari benih itu sendiri.
Kadang-kadang Tuhan menuntut pengorbanan kita, tetapi jangan lupa, pengorbanan kita akan menjadi keselamatan bagi orang lain.
Itulah hidup Stefanus yang penuh Roh Kudus. Kehidupan yang demikian hanya bisa terjadi apabila dipenuhkan Roh Kudus. Karena itu mintalah Roh Kudus, sebab Roh Kudus sangat penting dalam hidup kita.
AMIEN
IMMANUEL
JESUS BLESSING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar